Di depan para relawan, Bambang menjelaskan bahwa sebagian besar masyarakat kini sadar perlunya perubahan atas kondisi berbagai aspek kehidupan yang sedang 'tidak baik-baik saja'.
Menurutnya, jika masyarakat tidak bersatu untuk memenangkan paslon terbaik, bisa dipastikan oligarki yang membiayai. "Akhirnya presiden dan wakil presiden terpilih kembali terbeli oleh oligarki. Kita semua tidak menghendaki itu terjadi karena telah lama rindu akan kehidupan yang lebih baik bagi semua. Jangan sampai kelompok pengusaha hitam yang berkuasa," tegas Bambang.
Berbagai elemen warga itu bekerja secara mandiri dengan biaya sendiri dalam menjalankan langkah pemenangan. Misalnya dalam pembuatan alat peraga kampanye (APK) sederhana. Juga, biaya konsumsi pertemuan-pertemuan relawan dipenuhi dari sumbangan masing-masing relawan alias menu diambil dari rumah masing-masing. Inilah esensi Dapur AMIN.
Baca Juga: Misteri Kebakaran Kantor Camat Banyuputih, Kepolisian Masih Selidiki Penyebabnya
Mengenai potensi kecurangan pemilu, segenap relawan AMIN diminta agar tidak perlu terlalu risau. Pasalnya, tim hukum yang menanganinya. Terpenting bagi seluruh jaringan relawan, menurut Bambang, tetap fokus pada langkah konkret dalam menjaga dan mengawal suara AMIN melalui Posko TPS Gerakan Rakyat.
"Relawan di posko pasti mengenal seluruh pemilih. Waktu yang semakin sempit sekarang harus dimanfaatkan untuk memaksimal elektoral paslon AMIN," tandas Bambang.
Muna Basyir, Koordinator Emak-Emak Relawan Dewi Sri Solo Raya, menyatakan komitmennya ikut dalam gelombang Gerakan Rakyat memenangkan pasangan calon (paslon) AMIN.
"Sebagian besar kaum perempuan hampir sepuluh tahun terakhir merasakan kehidupan tidak menentu, yang bikin gregetan," ujar Muna.
Para emak-emak menyoroti mahalnya harga bahan kebutuhan pokok, mahalnya biaya berobat dan pendidikan. "Kaum perempuan ingin perubahan ke arah yang lebih baik. Kami telah memikirkan matang-matang, Mas Anies dan Cak Imin yang mampu memberikan kehidupan lebih baik."