AYOSEMARANG.COM -- Ribuan jemaah calon haji Indonesia mulai bergerak dari Madinah ke Mekah sejak pukul 07.00 waktu Arab Saudi atau pukul 11.00 WIB.
Dalam oergerakan Madinah-Mekah ini, jemaah menjalani salah satu rangkaian penting dalam pelaksanaan ibadah haji, yaitu mengambil miqat atau batas dimulainya ihram di Bir Ali, Madinah.
Lokasi ini menjadi tempat wajib bagi jemaah asal Indonesia yang memulai perjalanan hajinya dari Madinah menuju Makkah, untuk meniatkan ihram sebelum memasuki kawasan tanah haram.
Proses ini harus dilakukan dengan tertib, cepat, dan sesuai syariat, sebab waktu singgah di Bir Ali sangat terbatas, terutama ketika rombongan jemaah diangkut dalam jumlah besar menggunakan bus.
Kepala Sektor Khusus Bir Ali dari Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, Muhammad, menyatakan pihaknya telah menyiapkan skema singgah efisien agar seluruh jemaah dapat melaksanakan miqat dengan tertib dan tepat waktu.
Mengingat waktu persinggahan singkat yang hanya berkisar antara 15 hingga 30 menit, Muhammad menekankan dibutuhkannya koordinasi yang matang di lapangan.
"Kemarin kita sudah koordinasi dengan teman-teman di sektor, agar Ketua Kloter, Karu dan Karom, mengingatkan para jemaahnya, sudah berikhram dari hotel, dan sudah berwudu," kata dia.
Ia menjelaskan, jemaah cukup turun dari bus untuk melaksanakan shalat sunnah dua rakaat di masjid, lalu kembali ke kendaraan dan melafalkan niat ihram. "Mereka hanya melaksanakan sholat sunnah dua rakaat, kemudian kembali ke bis dan bisa niat ihram di sini," ujarnya. Skema ini diharapkan memperlancar alur jemaah dan mencegah kemacetan kendaraan di sekitar kawasan masjid Bir Ali.
Meski demikian, berkaca dari tahun sebwlumnya, petugas kerap harus menghadapi dinamika di lapangan.
Beberapa jemaah lanjut usia (lansia) yang semestinya cukup berniat ihram dari dalam bus, kadang ikut turun karena tidak ingin tertinggal dari rombongan. Untuk mengantisipasinya, Muhammad mengerahkan petugas lapangan akan memberikan imbauan kepada jemaah rentan agar tetap berada di dalam bus. "Nah antisipasi kita, petugas yang akan proaktif datang ke bis, untuk memberikan imbauan pada lansia dan disabilitas cukup dari bis saja. Dan itu sudah sah, insya Allah semua," tegasnya.
Dalam hal keamanan dan pengawasan, Sektor Bir Ali mengerahkan 14 personel yang disebar di lima titik strategis: pintu depan, tengah, belakang, samping, dan area sekitar masjid. "Di sini kita ada 14 personel, dan itu akan dibagi di lima titik," katanya.
Itu dilakukan untuk memandu jemaah, termasuk mengantisipasi potensi tersesat atau salah pintu masuk dan keluar. Tim pengamanan juga dilengkapi alat komunikasi dan kendaraan untuk memantau seluruh area, termasuk sekitar toilet yang kerap dijadikan patokan arah oleh jemaah.
Agar tidak bingung, jemaah diimbau mengingat nomor tiang parkir bus, nomor pintu masuk masjid, dan lokasi toilet terdekat. Menurutnya, ini penting karena jika keluar dari pintu berbeda, bisa menyebabkan jemaah kesulitan menemukan bus mereka kembali.
"Di setiap parkiran ada nomor tiang bus. Mungkin mengingat itu nomor berapa, dan melihat pintu. Setiap toilet ada nomornya. Jadi diingat-ingat saja, pintu nomor berapa masuk, keluar harus di pintu yang sama," pesannya.