AYOSEMARANG.COM -- Dalam kehidupan sosial di perkampungan di Indonesia sering terdengar orang yang bergelar haji yang dikonotasikan hal tersebut sebagai penanda.
Penanda bahwa orang tersebut telah menunaikan rukun Islam kelima ke Tanah Suci Makkah tanpa kita ketahui bahwa penanda tersebut ternyata hanya ada di Indonesia.
Kalian penasaran kalau ternyata gelar haji hanya disematkan di depan nama orang Indonesia yang telah menunaikan ibadah haji dan kenapa bisa terjadi ? marilah kita simak pembahasannya.
Seperti yang kita orang muslim ketahui bahwa rukun Islam yang kelima adalah menunaikan ibadah haji bagi yang mampu dan bagi yang telah melakukannya mereka bergelar ‘haji’.
Dan secara umum masyarakat Indonesia pasti akan menggunakan sebutan itu kepada mereka namun ternyata sebutan haji hanya berlaku untuk orang Indonesia.
Lalu mengapa hal ini terjadi apakah sedemikian spesialnya bangsa kita sehingga memiliki gelar khusus setelah menjalankan rukun Islam kelima.
Apakah sebutan tersebut hanya sebuah tradisi yang dibuat oleh bangsa ini sendiri ? atau tradisi yang diberikan sebagai satu gelar kehormatan.
Baca Juga: Hasil Laporan Rebecca Klopper Atas Video 47 Detik Berakhir Restorative Justice
1. Alasan Penyematan Gelar Haji
Pertanyaan-pertanyaan tersebut pastilah akan sering muncul sehingga perlu kita membahasnya agar dapat memahami maksud dan tujuan penyematan tersebut.
Penyematan gelar haji yang dikenal saat ini berkaitan erat dengan sejarah bangsa Indonesia itu sendiri di masa silam Indonesia dan negara sekitar disebut sebagai orang Nusantara.
Dan untuk menunaikan ibadah haji masyarakat Nusantara harus menempuh perjalanan sangat jauh dan tentunya memerlukan perjuangan tidak ringan.
Harus menyeberangi lautan menebus gurun pasir yang gersang dan panas belum lagi kemampuan untuk membela diri dari pelaku kejahatan di perjalanan.