JAKARTA, AYOSEMARANG.COM--Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Siradj menampik adanya isu diskriminasi dan kekerasan terhadap etnis Uighur dan minoritas warga Muslim di Xinjiang, Tiongkok. Menurutnya, Islam berkembang baik di sana lantaran Pemerintah China yang mendukung dan ikut menjamin hak beribadah setiap warganya.
“Malah banyak pembangunan masjid di Tiongkok, terutama di Xinjiang. Bahkan imam-imam masjid di seluruh Tiongkok mendapatkan fasilitas hingga jaminan hidup yang memadai dari pemerintah. Ada yang dapat beasiswa untuk mendalami Islam dan bacaan Alquran ke Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir,\" ujarnya usai menghadiri diskusi bedah buku \"Islam Indonesia dan China: Pergumulan Santri Indonesia di Tiongkok\" di aula PBNU Jalan Kramat Raya Jakarta, baru-baru ini.
Banyaknya perbaikan masjid dan munculnya sejumlah restoran halal, membuktikan perkembangan islam dan dukungan perhatian Pemerintah China di sana. \"Saya juga pernah ke Xinjiang, masjidnya bagus-bagus sekali. Saya juga menemui teman saya di Chengdu, di sana jemaah shalat di masjid sampai membeludak ke luar halaman. Saya juga kenal dengan imam masjidnya,\" imbuhnya.
AYO BACA : PBNU Minta Masyarakat Akhiri Polemik Pilpres
Said Aqil pun menegaskan, Tiongkok menjadi salah satu negara di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang terbuka terhadap Islam dan selalu mendukung kemerdekaan Palestina. \"RRT (Republik Rakyat Tiongkok) selalu berpihak ke Palestina di PBB. China jarang menggunakan hak veto dan China bukan penjajah. China itu hanya pedagang dan pendatang, Ide penjajah itu berasal dari Inggris dan Perancis,\" tukasnya.
Acara bedah buku pun dihadiri ratusan pengunjung. Dalam diskusi, hadir sebagai pembicara Atase Pendidikan KBRI untuk Tiongkok dan Mongolia Yahya Sutarya, Rais Syuriah PCINU Tiongkok KH Imron Rosyadi, aktivis Guangdong Islamic Association Wang Yu Xia, Ketua Umum Persatuan Alumni Tiongkok untuk Indonesia (Perhati) Sugeng Rahardjo dan pengamat politik Tiongkok Iwan Santoso.
Hadir pula pada kesempatan itu Mustasyar PCINU Tiongkok Drs H Ali Mufiz MPA, Sekretaris Dewan Pertimbangan MUI Pusat Prof Dr H Noor Achmad MA, Ketua Umum MUI Jateng KH Ahmad Darodji MSi, Sekretaris Masjid Agung Jawa Tengah KH Muhyiddin, Sekjen Perhati Sujadi, para pengurus PBNU, dan Owner PT Sango Ceramics Indonesia Sapto Hidajat.
AYO BACA : Kalangan NU Tentukan Kemenangan Jokowi-Ma\'ruf
Aktivis Guangdong Islamic Association Wang Yu Xia. Perempuan berjilbab asli Tiongkok itu menerangkan bahwa perkembangan Islam di China kian membaik berbagai regulasi yang berpihak kepada Muslim pun telah diberlakukan sejak puluhan tahun yang lalu.
“Pemerintah China mempersilahkan orang memilih keyakinannya masing-masing, hal itu tentu berpegang pada prinsip dasar keagamaan bahwa negara memiliki kebebasan menganut agama tertentu. Umat Islam China hidup berdampingan dengan pemeluk agama lain. Mereka hidup berkeluarga dengan aktivitas keagamaannya masing masing,” terangnya.
Sementara itu, Atase Pendidikan KBRI untuk Tiongkok dan Mongolia Yahya Sutarya menambahkan, sebanyak 15.471 mahasiswa asal Indonesia di China mayoritas beragama Islam merasa nyaman di sana. Banyaknya masjid, restoraan halal semakin banyak di kampus.
“Kebebasan beragama sangat dijamin di Tiongkok. Umat Muslim di sini dapat beribadah dengan tenang. Demikian juga perayaan hari-hari raya keagamaan seperti Idul Fitri juga berjalan dengan aman,” tukasnya.
AYO BACA : Laporkan Hasil Pemilu ke NU, PKB Bicara 2024