AYOSEMARANG.COM --Saling membagi dan menukar makanan dengan tetangga maupun saudara merupakan tradisi masyarakat.
Dalam bahasa Jawa memberi atau membagikan yakni aweh sehingga jika perbuatan itu saling dilakukan oleh orang dikatakan aweh-awehan.
Sehingga terbentuklah kata "weh wehan" yang dapat diartikan dengan saling memberi.
Baca Juga: 5 Kuliner Khas Maulid Nabi yang Lazim Disajikan, Salah Satunya Ketupat Sumpil
Tradisi tersebut dapat dikatakan pula dengan tradisi ketuwinan yang berasal kata dari Tuwi yang artinya menengok atau silaturahmi.
Karena dalam menjalankan tradisi tersebut masyarakat selain saling memberi disertai dengan bersilaturahmi.
Pemberian tersebut biasanya dalam bentuk makanan sehingga secara keseluruhan mengandung arti saling membagi makanan dan bersilaturahmi.
Bagi masyarakat Kaliwungu Kendal tradisi ini dilakukan untuk menyambut Maulid Nabi Muhammad SAW.
Baca Juga: 3 Tradisi Unik Maulid Nabi di Jawa yang Bertahan hingga Kini, Salah Satunya Endog-endogan
Membuat tradisi ini lebih bermakna dengan saling mengunjungi dan saling memberi dan bertukar makanan yang dilakukan pada hari lahir manusia suci yang mengajarkan itu semua.
Sehingga selain untuk menyambut dan merayakan Maulid Nabi Muhammad SAW tradisi ini juga dapat menyambung tali silaturahmi.
Dan yang lebih penting lagi adalah memberikan pengajaran kepada generasi muda muslim untuk menghormati orang yang lebih tua.
Dalam tradisi weh wehan di Kaliwungu ini dibagi menjadi dua rangkaian kegiatan yakni persiapan di masing-masing keluarga dan pelaksanaan.
Baca Juga: Gratis! Cek Link Download Background Maulid Nabi 2023 Desain Spanduk dan Banner Terbaru, Anti Pecah