Mulai Dibangun, Pabrik Motor dan Sepeda Listrik di Genuk Semarang Mampu Produksi 1,5 Juta Unit Sebulan

photo author
- Jumat, 3 Mei 2024 | 15:42 WIB
Lokasi pabrik sepeda dan motor listrik PT Roda Pasifik Mandiri 4.5 hektare di Semarang. (arri widiarto)
Lokasi pabrik sepeda dan motor listrik PT Roda Pasifik Mandiri 4.5 hektare di Semarang. (arri widiarto)

 

SEMARANG, AYOSEMARANG.COM-Pembangunan pabrik baru sepeda dan motor listrik PT Roda Pasifik Mandiri (RPM) di Kawasan Industri Terboyo, Genuk Semarang mampu menyerap  1.500 tenaga kerja baru.  Kapasitas pabrik ini mencapai 1,5 juta unit per bulan, 70 persen sepeda listrik dan 30 persen motor listrik.
 
 
Presiden Direktur PT RPM  Yu Weng  Kiang mengungkapkan, pembangunan pabrik baru di kawasan Industri Terboyo merupakan pengembangan pabrik sepeda Pacific Bike yang sudah didirikan sejak 1995 dan bertransformasi menjadi sepeda listrik pada 2022.    
 
 "Ini momemtum kami mewujudkan mimpi memiliki pabrik yang luas dan modern. Termasuk membuka lapangan pekerjaan bagi 1.500 tenaga kerja, terutama bagi warga sekitar,’’  kata Yu Weng Kiang yang akrab disapa Akiong, Jumat 3 Mei 2024. 
 
 
Dikatakan, dengan didirikannya pabrik baru ini, RPM diharapkan akan mampu memproduksi  1,5 juta unit sepeda dan motor listrik per tahunnya. ‘’Peningkatan produksi ini sejalan dengan misi kami untuk ikut mendukung industri nasional, membuka lapangan pekerjaan, dan meningkatan produksi dan kualitas sepeda dan motor listrik.”  
 
Camat Genuk Suroto menyambut baik berdirinya pabrik baru ini. PT RPM berdiri diatas lahan seluas 4 hektare.
 
 "Ini sangat luar biasa, yang lain banyak yang hengkang, tapi PT RPM  justru membangun pabrik baru yang begitu besar di Kawasan Industri Terboyo ini. Kami sangat berterima kasih dan kami yakin nanti setelah Tol Semarang-Demak selesai dibangun, kawasan ini akan terbebas dari banjir, " papar Suroto disambut tepuk tangan  hadirin, di acara ground breaking pembangunan pabrik baru PT RPM,  di Kawasan Industri Terboyo, Genuk, Semarang, Kamis 2 Mei 2024.
 
 
Pembangunan pabrik baru sepeda dan motor listrik  yang diperkirakan terbesar di Jawa Tengah ini memakan waktu 20 bulan dan menelan dana Rp 400 miliar. Dikerjakan oleh tiga kontraktor, yakni CV Karya Yasa Sumber Rezeki, PT Dwi Berkah Arga Kencana, dan Best Metal Building (BBM) & A JSC. 
 
 
‘’Konstruksi baja pabrik seluruhnya dibuat di Vietnam dalam bentuk custom, jadi sampai di sini tinggal dirakit, sistemnya seperti knock down. Untuk pembangunan pabrik sepeda di Semarang ini termasuk yang besar, karena kerangka bajanya mencapai 4.400 ton yang akan dikirim lewat peti kemas,’’ kata Project Manager PT BMB & A JSC Bryan Gilang Dimalouw didampingi Erectical Manager Gabriel Sihotang.
 
Acara ground breaking atau  pemasangan tiang pancang dilakukan secara simbolis lewat pelemparan pasir, pemotongan pita, serta pelepasan burung merpati dan balon ke udara. Hadir dalam acara tersebut Kepala Bea dan Cukai Jateng/DIY Ahmad Rofiq, Danramil Genuk Mayor Inf Rahmatullah, Camat Genuk Suroto, Ketua Asosiasi Sepeda dan Motor Listrik Indonesia (Aismoli) Irjen Pol Pur Drs Budi Setiyadi SH MSI, Direktur Utama PT RPM Joko Utomo, Kapolsek, Danramil Genuk, dan para kontraktor serta jajaran direksi serta manajer PT RPM. 
 
Manajer Pemasaran PT RPM Cahyanto Joko Rahardjo mengatakan, pabrik baru ini diharapkan sudah bisa berproduksi pada 2025. ‘’Tahun ini kami sudah memproduksi 800 ribu sampai 900 ribu unit sepeda listrik dan di pabrik baru nanti kapasitasnya kami targetkan bisa mencapai 1.5 juta unit,  70 persen sepeda listrik dan 30 persen motor listrik,’’ katanya di sela-sela acara.
 
 
Diakuinya, pangsa pasar sepeda dan motor listrik di  Indonesia saat ini cukup tinggi, yakni sekitar 60 ribu unit per bulan, jadi setahun mencapai 500 sampai 600 ribu penjualan.  ‘’Tahun lalu penjualan kami ada di angka 300 sampai 400 ribu unit dan diharapkan dari pabrik baru  ini kami targetkan bisa mencapai 1.500 unit per tahun. Apalagi, pemerintah mendukung lewat regulasi harga dengan memberikan subsidi pembelian Rp 7 juta per unit per KTP (kartu tanda penduduk-Red),’’ jelasnya.
 
 
Untuk meningkatkan penjualan, selain ekspor ke India dan Vietnam, pihaknya akan ekspansi dengan membangun manufaktur di Thailand.  Menyinggung bahan baku, dijelaskan, sebagian masih impor dari  dengan perbandingan  40 persen impor dan  60 persen produk lokal. "Untuk impor lebih ke elektrikalnya. Tapi untuk body dan rangka tetap produk lokal, " jelasnya.
 
Sementara itu, Ketua Aismoli  Irjen Pol Purn Drs Budi setiyadi SH MSI menyebutkan, pemerintah telah membuat Kepres 55 Tahun 2019 yang isinya pemerintah memberikan intensif yang cukup besar,  kepada pabrikan atau produsen sepeda dan motor listrik di Indonesia untuk mendirikan pabrik di Indonesia, diantaranya  kemudahan dalam hal bea masuk, perpajakan, dan perizinannya.  "Dengan kemudahan itu, sejak tahun 2019 sampai 2024 telah dibangun  40 pabrik sepeda motor listrik di Indonesia."
 
 
Selain itu, melalui Inpres Nomor 7 Tahun 2022 dikeluarjan regulasi yang isinya agar para instansi mulai pemerintah pusat hingga tingkat kelurahan secara bertahap mengganti kendaraan dinas mereka ke kendaraan listrik.  "Saya pernah berkeliling di China, di sana 90 persen sudah  menggunakan motor listrik. Indonesia juga sudah mulai digencarkan dengan memberikan subsidi Rp 7 juta untuk pembelian sepeda motor listrik. Jika Pasifik menjual motor listrik  Rp 13 juta, setelah mendapat subsidi Rp 7 juta, berarti harga yang harus dibayarkan tinggal Rp 6 juta.” ***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: arri widiarto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X