Pakar IT Teguh Aprianto Cemooh Hacker yang Klaim Berhasil Serang BRI: Grup Ransomware Terkocak

photo author
- Rabu, 25 Desember 2024 | 17:35 WIB
Isu Bank Rakyat Indonesia (BRI) jadi korban Ransomware. (Ilustrasi: Unsplash/Ed Hardie)
Isu Bank Rakyat Indonesia (BRI) jadi korban Ransomware. (Ilustrasi: Unsplash/Ed Hardie)

AYOSEMARANG.COM - Sempat hebok isu Bank Rakyat Indonesia (BRI) jadi korban Ransomware berdasarkan klaim Bashe.

Kabar mengenai serangan Ransomware ini dimulai dari unggahan akun @FalconFeedsio di X pada 18 Desember 2024. Sontak, peristiwa ini sempat membuat khawatir masyarakat.

Sebelumnya, akun @FalconFeedsio di X, menulis status, "Ransomware Alert. Bank Rakyat Indonesia, has fallen victim to Bashe Ransomware." Dalam bahasa Indonesia artinya, "Peringatan Ransomware. Bank Rakyat Indonesia, telah menjadi korban Bashe Ransomware".

Baca Juga: Rekap BRI Journalism 360 Palembang: Promedia Diskusi dengan Insan Pers di Mediapreneur Talks hingga Mahasiswa UIN Raden Fatah Lewat CoreLab

Peringatan itu masih belum bisa dipastikan kebenarannya. Namun itu telah berhasil menarik perhatian. Minimal, masyarakat jadi mengetahui ada sekelompok Ransomware di dunia maya bernama Bashe.

Siapa Bashe? Kelompok yang mengaku hacker ini sebelumnya dikenal sebagai APT73 atau Eraleig, yakni kelompok Advanced Persistent Threat (APT).

Mereka mulai meresahkan dunia internet pada tahun 2024 dengan menyebarkan klaim Ransomware. Biasanya kelompok Ransomware bergerak dengan motif finansial.

Target Ransomware tersebar ke seluruh penjuru dunia, mulai dari Amerika Utara, Perancis, Jerman, Inggris Raya, Australia, hingga India. Mereka menarget berbagai sektor bernilai tinggi seperti manufaktur dan perbankan.

Baca Juga: Diskusi Bareng Mahasiswa UIN Raden Fatah, CEO Promedia di BRI CoreLab Palembang: Bisnis Informasi Tak Pernah Mati

Kelompok hacker Ransomware Bashe bahkan menetapkan tenggat tebusan pada Senin, 23 Desember 2024 Pukul 16.00 WIB. Kelompok tersebut mengancam akan jual data yang diperoleh kepada pihak ketiga jika BRI tidak menebusnya. Bashe menetapkan tebusan senilai 5 Bitcoin atau setara dengan Rp7,9 miliar.

Ransomware Janggal dan Grup Hacker Terkocak

Peristiwa ini menarik perhatian seorang pakar atau konsultan Cybersecurity, Teguh Aprianto, yang juga seorang Founder of Ethical Hacker Indonesia.

Saat mendengar isu ini, Teguh Aprianto mengaku merasa janggal. Karena data yang diklaim tidak meyakinkan, Teguh enggan berkomentar di awal isu ransomware mencuat.

Baca Juga: Bahas Seputar Model Bisnis Media hingga Tren Digital, BRI Journalism 360 Juga akan Dihadiri Gubernur Sumsel Terpilih, Herman Deru

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Rahma Rizky Wardani

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X