SEMARANG, AYOSEMARANG.COM- Tak ada yang lebih menggugah hati seorang perempuan selain menciptakan kenyamanan di rumahnya sendiri. Di balik tumpukan baju yang harus disetrika, makanan yang harus dimasak, dan tugas kantor yang belum selesai, ada satu ruang kecil yang disimpan seorang ibu dalam hatinya—tempat bernama rumah. Tempat itu tidak selalu luas, tidak harus mewah, tapi ia harus punya rasa. Rasa damai. Rasa teduh. Rasa cinta.
Itulah yang dirasakan oleh Zian, 29 tahun, seorang pegawai swasta yang baru saja menjalani babak baru dalam hidupnya sebagai seorang istri. Rumah kecilnya di Ungaran, Kabupaten Semarang, masih menyisakan banyak ruang kosong sejak ia dan suaminya memutuskan untuk pindah usai menikah. Tapi justru dari kekosongan itu, muncul keinginan untuk mengisi, menata, dan merawat, bukan hanya ruang, tapi juga harapan dan kehidupan.
“Ada rasa yang sulit dijelaskan waktu melihat rumah untuk pertama kali... Ada bagian dari diriku yang berkata: aku ingin menjadikannya tempat yang hidup,” ungkap Zian saat ditemui di Java Mall, Jumat 4 Juli 2025.
Ia lalu bercerita tentang kebiasaannya menyusuri lorong-lorong toko MR.D.I.Y. di Banyumanik dan gerai MR DIY lain yang ada di Kota Semarang. Perjalanannya dari Ungaran memang tidak singkat, tapi justru di situlah prosesnya terasa berarti.
Ia tidak datang dengan daftar belanja. Kadang hanya dengan rasa penasaran dan segenggam waktu luang. Tapi saat melangkah di antara rak-rak barang rumah tangga, peralatan dapur, keranjang penyimpanan, atau dekorasi gantung, selalu saja ada sesuatu yang memantik ide untuk menjadikan sudut kamar lebih hangat, atau membuat dapur mungilnya lebih rapi.
“Aku merasa seperti sedang menyusun puzzle kecil kehidupan. Satu kotak tempat bumbu, satu gantungan dinding, dan semuanya perlahan menyatu,” tuturnya.
Kisah Zian bukanlah satu-satunya. Ribuan keluarga di Indonesia menjalani cerita yang serupa—menemukan harapan dan ide dari hal-hal yang sederhana. Itulah yang ingin diangkat oleh MR.D.I.Y. Indonesia lewat kampanye terbarunya bertajuk “Inspirasi buat yang Ada Aja Idenya”.
Bukan tentang kemewahan. Bukan tentang barang mahal. Tapi tentang bagaimana satu benda bisa mengubah suasana hati, satu rak kecil bisa merapikan kehidupan yang semrawut, dan satu ide sederhana bisa melahirkan mimpi yang lebih besar.
Ria Sutrisno, Head of Marketing MR.D.I.Y. Indonesia, mengatakan bahwa kampanye ini dilahirkan dari pengamatan dan rasa. “Kami percaya bahwa keluarga Indonesia itu kreatif, hanya saja kadang mereka butuh ‘pemantik’—dan itulah yang ingin kami hadirkan. MR.D.I.Y. bukan cuma tempat belanja, tapi tempat untuk memulai,” jelasnya.
Tak heran bila kampanye ini memilih pendekatan yang menyentuh: menghadirkan kisah nyata para pelanggan yang menjadikan produk-produk MR.D.I.Y. sebagai alat bantu kehidupan—dari ibu rumah tangga, pengusaha kecil, hingga anak-anak yang tengah mengisi waktu luang dengan mewarnai dan berkarya.
Suasana berbeda terasa di Java Mall, Semarang, dalam perhelatan Bazaar Inspirasi yang digelar MR.D.I.Y. dari 4–6 Juli 2025. Bukan hanya soal diskon dan promo. Tapi tentang pengalaman. Zona-zona inspirasi yang menggambarkan ruang dapur, garasi, kamar tidur hingga ruang belajar, dihadirkan dengan cara yang menghidupkan imajinasi.
Di antara keramaian itu, Wulansari (35 tahun), seorang ibu dua anak dari Pedurungan, Kota Semarag, tampak menyusuri satu per satu area dengan wajah penuh harap. Ia mencari perlengkapan sekolah untuk anak sulungnya yang baru masuk SMP. Tas, alat tulis, dan pernak-pernik kebutuhan sekolah lainnya ia pilih perlahan, menyesuaikan isi dompet tapi tak mengurangi semangat.
