FHI 2025 Tarik Ribuan Pengunjung, Dorong Industri Hotel dan Kuliner Berkelanjutan

photo author
- Rabu, 6 Agustus 2025 | 07:04 WIB
FHI 2025 yang digelar di Jakarta International Expo, Kemayoran, pada 22–25 Juli 2025, mencatatkan jumlah pengunjung lebih dari 41.000 orang dari 48 negara. (dok.)
FHI 2025 yang digelar di Jakarta International Expo, Kemayoran, pada 22–25 Juli 2025, mencatatkan jumlah pengunjung lebih dari 41.000 orang dari 48 negara. (dok.)

JAKARTA, AYOSEMARANG.COM — Pameran Food & Hospitality Indonesia (FHI) 2025 yang digelar di Jakarta International Expo, Kemayoran, pada 22–25 Juli 2025, mencatatkan jumlah pengunjung lebih dari 41.000 orang dari 48 negara. Kegiatan ini diikuti oleh lebih dari 700 perusahaan dari 35 negara yang bergerak di sektor perhotelan serta makanan dan minuman.

FHI 2025 dibuka secara resmi oleh Menteri Ekonomi Kreatif, Teuku Riefky Harsya. Dalam sambutannya, ia menyebut FHI sebagai ajang penting dalam mendorong pertumbuhan industri hospitality dan kuliner yang lebih berkelanjutan. Ia berharap praktik bisnis berwawasan lingkungan dapat terus diperkuat agar mampu meningkatkan daya saing produk Indonesia di pasar global.

Menurut data yang dipaparkan, sektor hotel dan F&B berkontribusi sebesar 38 persen terhadap PDB ekonomi kreatif, melibatkan lebih dari 11.000 usaha. Dengan angka tersebut, pemerintah berharap FHI mampu menjadi jembatan bagi pelaku industri dalam negeri untuk menembus pasar ekspor.

Portfolio Director FHI 2025, Juanita Soerakoesoemah, menyampaikan bahwa penyelenggaraan tahun ini mencatat peningkatan pengunjung yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Hal ini menunjukkan antusiasme pelaku industri yang tinggi terhadap ajang ini. Selama empat hari pameran, tercatat lebih dari 1.100 pertemuan bisnis berlangsung melalui program FHI Business Matching.

Sejumlah kompetisi turut digelar untuk mendorong kreativitas dan inovasi, seperti The 14th Salon Culinaire Competition yang mempertemukan tim kuliner dari Indonesia, Singapura, Malaysia, dan Taiwan. Kompetisi ini terbagi dalam tiga kategori utama: Asian Gourmet, Pastry Live, dan Display Competition. Dari kategori junior, tim dari Malaysia dan Taiwan tampil sebagai juara, sementara kategori profesional dimenangkan oleh tim dari Singapura dan Semarang, Indonesia.

Indonesia Coffee Events melalui ajang Hometown Indonesia Latte Art Scholars Competition (HILAC) kembali digelar dengan menghadirkan 6 finalis, dan Linda Rusli tampil sebagai juara. Di sektor minuman siap saji, Indonesian Food & Beverage Executive Association (IFBEC) mengadakan kompetisi koktail kaleng. William Ekaputra dengan kreasi minuman sehat “Iébnäg' Ginseng & Tonic” dinobatkan sebagai juara pertama.

Ajang kompetisi lain, World Fashion Drink Competition (WFDC), juga hadir untuk pertama kalinya di Indonesia. Tiga peserta terbaik akan melaju ke final dunia di Shanghai. Selain itu, Indonesia Sommelier Association menggelar Best Sommelier Competition yang menghasilkan tiga pemenang dari 44 peserta, serta kompetisi perapihan tempat tidur (Hotelicious Thematic Bed Making) yang melibatkan pelajar SMK hingga mahasiswa dan profesional.

Rangkaian seminar dan workshop turut menjadi bagian penting FHI 2025. Dalam Wine Master Class, para peserta dikenalkan pada karakteristik berbagai jenis sparkling wine oleh Raymond Andi B. Tambunan. Sementara LPPOM MUI mengangkat pentingnya sertifikasi halal dalam rantai industri pangan dan perhotelan, sejalan dengan regulasi pemerintah.

FHI juga menghadirkan berbagai sesi edukasi dan diskusi dari asosiasi serta komunitas profesional, termasuk isu-isu keberlanjutan. Salah satunya disampaikan oleh Maulina Gheananta dari 4Good Things, yang mengungkapkan bahwa Indonesia merupakan negara penyumbang sampah plastik ke laut terbesar kelima di dunia. Ia mendorong pelaku industri untuk mengintegrasikan praktik pengadaan bahan baku, kemasan, dan pengelolaan limbah yang lebih bertanggung jawab.

Salah satu inisiatif menarik dalam FHI tahun ini datang dari RekaLagam, perusahaan rintisan yang memanfaatkan limbah tambang dan pertanian sebagai bahan dasar pewarna alami. Mereka menghasilkan produk pewarna berbasis mineral dan nabati yang dapat digunakan pada kain, lukisan, maupun tekstil.

Tak hanya soal inovasi, FHI juga menampilkan nilai-nilai inklusi sosial. Bekerja sama dengan Kopi Kamu dan Persatuan Orang Tua Anak dengan Down Syndrome (POTADS), FHI menghadirkan program pelatihan barista bagi anak-anak dengan Down Syndrome. Anak-anak ini telah diberi pelatihan khusus dan diberi kesempatan bekerja di kedai Kopi Kamu. Program ini menjadi inspirasi bagi sejumlah pelaku industri untuk membuka ruang kerja yang lebih inklusif.

Marketing Communications Manager FHI 2025, Leonarita Hutama, mengatakan bahwa seluruh program tahun ini dikemas sesuai dengan tema besar “Membangun Masa Depan Industri Kuliner dan Perhotelan yang Berkelanjutan.” Melalui berbagai seminar seperti Sustainable Water Solutions, UCO & Renewable Energy, dan berbagai sesi lain yang melibatkan perusahaan seperti Sentian, Noovoleum, hingga Magalarva, FHI berupaya memperluas pemahaman industri akan pentingnya praktik ramah lingkungan.

Sebagai bagian dari rangkaian kegiatan berkelanjutan, PT Pamerindo Indonesia selaku penyelenggara juga telah menyiapkan pameran lanjutan, yaitu Food, Hotel & Tourism Bali (FHTB) yang akan digelar pada 28–30 April 2026 di Bali Nusa Dua Convention Center. FHI sendiri akan kembali hadir pada 22–25 Juli 2026 mendatang di lokasi yang sama, JIExpo Kemayoran, Jakarta.**

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: arri widiarto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X