Pendidikan yang Menggerakkan Hati: Refleksi Empatik dari Dies Natalis ke-43 SCU

photo author
- Selasa, 5 Agustus 2025 | 21:02 WIB
Rektor SCU Dr. Ferdinandus Hindiarto, S.Psi, M.S,  Prof. Dr. Heny Hartono, S.S, M.Pd dan Ketua Dies Natalis ke-43 SCU Dr. Novita Ika Putri, MS, foto bersama usai jumpa pers dies natalis Dies Natalis ke-43 SCU, Selasa 5 Agustus 2025. (dok.)
Rektor SCU Dr. Ferdinandus Hindiarto, S.Psi, M.S, Prof. Dr. Heny Hartono, S.S, M.Pd dan Ketua Dies Natalis ke-43 SCU Dr. Novita Ika Putri, MS, foto bersama usai jumpa pers dies natalis Dies Natalis ke-43 SCU, Selasa 5 Agustus 2025. (dok.)

 


SEMARANG, AYOSEMARANG.COM — Suasana penuh makna menyelimuti perayaan Dies Natalis ke-43 Soegijapranata Catholic University (SCU) yang digelar di Auditorium Agnes Widanti, Gedung Albertus Lantai 3, Kampus SCU Bendan, Semarang, Selasa 5 Agustus 2025.

Kegiatan ini menjadi momen reflektif bagi seluruh sivitas akademika untuk meneguhkan kembali semangat pendidikan yang berakar pada nilai-nilai kemanusiaan, spiritualitas perjumpaan, dan transformasi sosial.

Dalam kesempatan istimewa ini, Prof. Dr. Heny Hartono, S.S., M.Pd., yang baru saja dikukuhkan sebagai Guru Besar dalam bidang Teaching English as a Foreign Language (TEFL), menyampaikan orasi ilmiah bertajuk “Bergerak Bersama Kampus PINTAR”. Melalui orasinya, Prof. Heny mengajak dunia pendidikan untuk bertransformasi dengan mengedepankan pendekatan yang lebih personal, inklusif, transformatif, autentik, dan reflektif—yang ia singkat dengan istilah “PINTAR”.

Prof. Heny menyampaikan bahwa pendidikan tidak boleh hanya berfokus pada aspek kognitif semata. Ia menekankan pentingnya membangun relasi yang manusiawi antara pengajar dan peserta didik, serta menciptakan ruang belajar yang merangkul keberagaman. Menurutnya, dalam era yang penuh perubahan ini, pendidikan harus mampu membentuk manusia yang bukan hanya cerdas, tetapi juga bijaksana, empatik, dan terbuka terhadap perbedaan.

Baca Juga: APBD Perubahan Jateng 2025 Diketok, Fokus Layanan Dasar dan Infrastruktur

“Pendidikan harus berfokus pada pribadi yang unik, terbuka terhadap keberagaman, dan terus bergerak menuju transformasi. Pendekatan ini bukan hanya membentuk individu yang pintar secara akademik, tetapi juga bijaksana dalam kehidupan,” ujar Prof. Heny dalam orasinya.

Rektor SCU, Dr. Ferdinandus Hindiarto, S.Psi., M.Si. menyampaikan bahwa Dies Natalis bukan hanya perayaan ulang tahun institusi, tetapi juga saat yang tepat untuk merefleksikan kembali arah dan nilai yang dihidupi oleh kampus. Ia mengapresiasi kontribusi Prof. Heny dalam mendorong pendidikan yang mengedepankan kemanusiaan dan spiritualitas.

“Kita tidak hanya memperingati, tetapi juga merefleksikan: apakah pendidikan yang kita jalankan telah menjadi ruang perjumpaan yang mengubah dan menggerakkan? Inilah saatnya kita semakin menegaskan arah transformasi pendidikan SCU yang berpihak pada kemanusiaan,” ujar Dr. Ferdinandus.

Ketua Dies Natalis ke-43 SCU, Dr. Novita Ika Putri, MS., menambahkan bahwa seluruh rangkaian kegiatan Dies Natalis tahun ini dirancang untuk memperkuat semangat perjumpaan antara kampus dan masyarakat. Ia menyebut bahwa berbagai agenda seperti ziarah ke makam Mgr. Soegijapranata hingga kegiatan Gelar Griya menjadi bentuk konkret keterlibatan SCU dalam menjembatani nilai-nilai spiritual dan aksi nyata di tengah masyarakat.

“Kami ingin membangun ruang bersama antara kampus dan masyarakat. Kegiatan seperti ziarah ke makam Mgr. Soegijapranata dan Gelar Griya menjadi simbol keterbukaan kami untuk terus bergerak bersama lingkungan,” tuturnya.

Baca Juga: Sikapi Isu Pengibaran Bendera One Piece, Polda Jateng Hargai Kebebasan Ekspresi tapi Tetap Monitor

Dalam perayaan ini, SCU juga memberikan penghargaan kepada dosen dan tenaga kependidikan yang telah menunjukkan dedikasi luar biasa. Dua penghargaan utama, yaitu Penghargaan Semangat Perjumpaan dan Pengabdian 25 Tahun, diberikan sebagai bentuk apresiasi atas kontribusi nyata dalam membangun komunitas akademik yang transformatif dan inspiratif.

Perayaan Dies Natalis ke-43 SCU ditutup dengan penuh sukacita dan harapan. Semangat kebersamaan yang terbangun dalam peringatan ini menjadi pengingat bahwa pendidikan sejatinya adalah perjumpaan yang membebaskan, mengubah, dan menggerakkan manusia untuk menjadi pribadi yang utuh dan berdampak bagi sesama.***

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: arri widiarto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X