bisnis

Bisnis Kendaraan Roda Tiga Dinilai Berpotensi Serap Tenaga Kerja di Semarang

Selasa, 2 Desember 2025 | 10:54 WIB
Penggunaan kendaraan roda tiga seperti Bajaj yang terhubung ke layanan transportasi aplikasi muncul sebagai salah satu alternatif model usaha. (dok.)

 

SEMARANG, AYOSEMARANG.COM — Kota Semarang mencatat tingkat pengangguran terbuka (TPT) sebesar 5,82% pada 2024, menurut data Dinas Tenaga Kerja. Angka ini menunjukkan masih adanya tantangan ketenagakerjaan yang membutuhkan beragam upaya untuk membuka peluang ekonomi baru.

Di tengah kondisi tersebut, penggunaan kendaraan roda tiga seperti Bajaj yang terhubung ke layanan transportasi aplikasi muncul sebagai salah satu alternatif model usaha. Selain berfungsi sebagai moda transportasi, unit kendaraan ini dapat dioperasikan sebagai aset produktif melalui sistem sewa atau kemitraan dengan pengemudi.

Salah satu pemilik unit Bajaj di Semarang, Ali, menilai model usaha tersebut memberi peluang tambahan bagi warga yang sulit masuk ke pasar kerja formal.

"Keberadaan kendaraan roda tiga yang terlindungi dari panas dan hujan juga membantu pengemudi yang mayoritas berusia lanjut tetap dapat bekerja," jelasnya di Semarang, Selasa 2 Desember 2025.


Melalui pola kepemilikan dan penyewaan kendaraan kepada pengemudi, unit-unit Bajaj di kota ini turut membuka lapangan kerja baru. Dengan kebutuhan pengemudi yang cukup banyak, model ini dinilai mampu mendukung mobilitas masyarakat sekaligus memberi kontribusi terhadap ekonomi lokal.

Di sisi lain, bagi pemilik kendaraan, unit Bajaj dapat menjadi aset yang memberi pendapatan rutin dari setoran operasional. Selain digunakan sehari-hari, kendaraan ini juga memiliki nilai jual kembali sehingga memberikan fleksibilitas bagi pemiliknya.

Sebagian masyarakat yang mencari instrumen investasi non-perbankan memandang aset kendaraan sebagai pilihan alternatif, terutama ketika suku bunga deposito relatif rendah. Namun demikian, potensi pendapatan dari aset produktif seperti ini tetap bergantung pada kondisi pasar, kebutuhan transportasi, dan ketersediaan pengemudi.

Model usaha ini kerap dianggap memberi manfaat berlapis: pemilik memperoleh sumber pendapatan baru, pengemudi mendapatkan akses pekerjaan, dan daerah terbantu dalam penyediaan transportasi terjangkau. Pemerintah daerah pun dapat menjadikannya salah satu referensi dalam mendorong pertumbuhan ekonomi setempat.***

Tags

Terkini