AYOSEMARANG.COM -- Berikut informasi terbaru dari Nokia yang kini berhenti sementara dalam memproduksi ponsel flagship. Kini mereka memutuskan untuk fokus memproduksi HP murah.
HMD Global, produsen ponsel Nokia meluncurkan sejumlah ponsel di ajang MWC 2022 lalu. Kendati demikian semua ponsel tersebut merupakan kelas entry-level atau HP murah. Nokia tidak merilis sama sekali ponsel flagship atau premium pada tahun ini.
HMD Global pun memberikan alasan mengapa perusahaan tidak merilis ponsel flagship. Salah satunya karena daya jual dari perangkat tersebut tidak lebih menarik dibandingkan dengan HP murah dari jajaran produk Nokia.
"Membuat ponsel seharga 800 dolar AS tidak masuk akal bagi kami saat ini,” kata Adam Ferguson, Head of Product Marketing, Global HMD, dilansir laman Android Authority dan Suara, Selasa (8/3/2022).
Baca Juga: Catat Aturan Uji Emisi Ini agar Tidak Kena Denda
Ini adalah pengakuan langsung dari HMD bahwa mereka tidak lagi tertarik mengejar kerumunan model ponsel flagship.
Adam menambahkan bahwa HMD tidak ingin terlibat dalam perang spesifikasi besar-besaran dengan pemain lain dan lebih suka mendukung sesuatu yang sangat berbeda.
HMD Global mencoba menghidupkan kembali nama yang sudah mati yang membawa banyak nostalgia, yang mendapat respons positif.
Banyak produk baru runtuh di sekitar peluncuran Nokia 9 Pureview pada 2019 lalu.
Baca Juga: Link Streaming Ousama Ranking Sub Indo, Otaku Jangan Lewatkan Anime Ini
Melihat pengiriman unit HMD dan pengumuman keuangan yang tidak jelas, jelas bahwa perusahaan mendapat pukulan besar pada 2019 yang terbawa hingga paruh pertama 2020.
Pandemi tidak membantu, tetapi segalanya masih mulai meningkat. Perlahan-lahan. Pengiriman meningkat, keuangan menjadi lebih sehat, dan HMD telah menguntungkan selama enam kuartal, yaitu sejak Q3 2020.
Q4 2021 adalah kuartal paling menguntungkan HMD hingga saat ini, dan menurut Strategy Analytics (melalui NokiaMob), HMD mengirimkan lebih banyak smartphone (3,2 juta unit) daripada di Q4 2019 (2,8 juta unit).
Pendapatan ponsel pintar tumbuh 41 persen dari tahun ke tahun, dari 2020 hingga 2021.
