AYOSEMARANG.COM -- Berikut alasan sebenarnya mengapa Xiaomi Indonesia telat merilis Redmi Note 11 series di Tanah Air.
Xiaomi Indonesia terbilang telat merilis Redmi Note 11 series di pasar Tanah Air. Padahal, Xiaomi telah merilis perangkat ini secara global pada Januari 2022 lalu. Berkaca dari tahun lalu ketika Xiaomi merilis Redmi Note 10 pada Maret 2021, Xiaomi Indonesia langsung mengenalkan ponsel tersebut pada akhir bulan yang sama.
Lantas mengapa Redmi Note 11 series telat hadir di Indonesia? Berikut alasan yang diberikan Xiaomi Indonesia mengenai hal ini.
Baca Juga: Daftar HP Xiaomi yang Dapat Update MIUI 13, Cek di Sini untuk Tahu Fitur Barunya
Dilansir dari Suara--jaringan Ayosemarang, Country Director Xiaomi Indonesia, Alvin Tse menyatakan, pihaknya ingin memastikan bahwa kalau pasokan Redmi Note 11 cukup apabila diluncurkan ke Indonesia. Terlebih seri Redmi Note adalah ponsel yang diminati banyak masyarakat.
"Kami mau memastikan kalau supply-nya cukup. Jadi reseller punya stok yang cukup untuk memenuhi permintaan," ujarnya dalam sesi tanya jawab di kantor Xiaomi Indonesia di Jakarta Pusat, Selasa (15/2/2022).
Alasan lainnya adalah belajar dari kasus Redmi Note 10 yang diluncurkan tahun lalu. Agustus 2021, Xiaomi mengumumkan tak lagi menjual Redmi Note 10 karena terbatasnya pasokan chip.
Baca Juga: Komparasi Spesifikasi Redmi Note 11 Pro Vs Redmi Note 11 Pro 5G
Padahal, Redmi Note 10 saat itu diluncurkan pada akhir Maret 2021. Artinya, Xiaomi hanya mampu menjual Redmi Note 10 di Indonesia selama 10 bulan.
"Chipset storage beberapa bulan lalu memang berefek ke Xiaomi Indonesia," ujar Alvin.
Untuk itulah ia berharap Xiaomi Indonesia menyiapkan pasokan produk yang diminati konsumen seperti Redmi Note 11. Mereka membutuhkan waktu untuk menyiapkan formula, produk, hingga spesifikasi, sebelum meluncurkan ponsel tersebut.
Baca Juga: Harga Resmi Redmi Note 11, Spesifikasi Jawara di Kelasnya
Lebih lanjut, Alvin menilai kalau kondisi ekonomi Indonesia sedang lemah karena Covid-19. Tapi ia percaya kalau produk yang mereka tawarkan bakal tetap diminati masyarakat INdonesia.
"Kami berharap chip shortage ini sudah lebih stabil dan bisa membaik ke depannya," jelas Alvin.
