AYOSEMARANG.COM -- Berikut informasi yang mengabarkan penjualan Samsung S22 yang turun akibat kasus manipulasi hasil tes benchmark Geekbench.
Penjualan Samsung Galaxy S22 disebut turun di negara asalnya, Korea Selatan. Hal itu disebabkan adanya perlambatan performa dari game optimizing service (GOS) yang merupakan peranti lunak atau software bawaan dari Samsung.
Penjualan yang lesu ini membuat para mitra operator Samsung terpaksa meningkatkan subsidi agar penjualan Samsung S22 tidak anjlok.
Dikutip dari GSM Arena dan Suara, Selasa (5/4/2022), operator seluler di Korea Selatan seperti KT dan LG Unplus kini menawarkan subsidi hingga 450.000 Won atau Rp 5,3 jutaan untuk Galaxy S21.
Baca Juga: Realme 9 4G Rilis 14 April di Indonesia, Ini Spesifikasi dan Fiturnya
Sementara untuk Galaxy S22 Plus diberikan subsidi hingga 500.000 Won atau Rp 6 jutaan untuk Galaxy S22 Plus.
Teruntuk Galaxy S22 Ultra, ponsel ini juga sudah diberikan subsidi 500.000 Won sejak bulan lalu.
Sebagai perbandingan, tingkat subsidi awal yang diberikan berada di kisaran 150.000 Won atau Rp 1,7 jutaan.
Perubahan subsidi ini disepakati oleh Samsung dan mitra operatornya.
Meskipun penambahan subsidi dituding untuk mendongkrak penjualan Samsung Galaxy S22 akibat insiden GOS, tapi salah satu narasumber anonim dari mitra operator membantah hal tersebut.
Baca Juga: Usung Kamera Canggih, HP Flagship Xiaomi 12 Siap Meluncur di Indonesia
"Ada pandangan bahwa masalah GOS berdampak pada penjualan S22, tetapi tidak ada penurunan yang jelas dalam hal volume penjualan. Permintaan untuk perangkat tidak hanya datang dari mereka yang bermain game, tapi juga dari kalangan non-gamers," kata narasumber itu.
Seperti diketahui, ponsel Samsung ketahuan memanipulasi hasil benchmark atau performa ponsel di platform Geekbench.
Masalah utamanya ada di aplikasi bawaan Game Optimizing Service (GOS) milik Samsung.