kesehatan

Seberapa Bahaya Covid-19 Varian XBB1.5 yang Disebut sebagai Subvarian Paling Menular? Berikut Gejalanya

Jumat, 6 Januari 2023 | 15:12 WIB
Ilustrasi virus corona/Freepik

AYOSEMARANG.COM - Sublineage Omicron XBB1.5 disebut sebagai varian baru Covid-19 yang paling menular.

XBB1.5 yang menyebar dengan cepat di Amerika Serikat (AS) dan sebagian Eropa menimbulkan kekhawatiran tentang lonjakan infeksi.

Tetapi para ahli mengatakan jenis tersebut, meski sangat menular, tampaknya tidak membuat orang lebih sakit.

Baca Juga: Pandemi Covid-19, Jumlah ODGJ di Kendal Bertambah Segini

"Sublineage Omicron XBB1.5 terbaru adalah subvarian paling menular yang telah terdeteksi," kata seorang pejabat Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Rabu, 4 Januari 2023.

Namun, tidak ada indikasi bahwa itu lebih parah dari versi Omicron sebelumnya, kata ahli epidemiologi penyakit menular Dr Maria Van Kerkhove, pimpinan teknis Covid-19 WHO.

Para ilmuwan terus mengumpulkan data dan menganalisis XBB1.5, tetapi kekhawatiran utama hanya akan muncul jika subvarian berubah dalam perilaku dan menyebabkan gejala yang meluas dan lebih serius, kata para ahli.

"Saya rasa kita tidak perlu terlalu khawatir saat ini karena kita tidak memiliki bukti bahwa varian ini lebih parah," kata Profesor Ravindra Gupta dari University of Cambridge sebagaimana dikutip Channel News Asia.

Jumlah kasus di AS berlipat ganda setiap dua minggu, dan XBB1.5 sekarang menjadi varian paling umum di negara tersebut, kata media AS.

WHO mengatakan sejauh ini subvarian telah terdeteksi di setidaknya 29 negara, dan memperingatkan tentang keunggulan pertumbuhannya karena sifatnya yang sangat mudah menular.

Baca Juga: Cegah Covid-19 Menyebar Lagi, Panti Wreda Pengayoman Semprot Disinfektan

Mengapa XBB1.5 Lebih Mudah Menular?

XBB1.5 lebih menular karena mutasi yang memungkinkan virus menempel pada sel manusia dan bereplikasi dengan mudah.

Mutasi pada blok bangunan dalam XBB1.5 meningkatkan kemampuan virus untuk melekat lebih erat ke sel manusia dan menyerang mereka, kata Prof Gupta.

Halaman:

Tags

Terkini