AYOSEMARANG.COM -- Hubungan suami istri bukan saja bertujuan sebagai proses reproduksi, tetapi juga memiliki manfaat kesehatan secara fisik dan mental.
Berbicara mengenai hubungan suami istri, ada beberapa pendapat yang berbeda mengenai seberapa sering hubungan suami istri ini dapat dilakukan.
Tentunya keragaman pendapat mengenai seberapa sering hubungan suami istri dilakukan menimbulkan kebingungan di antara pasangan suami istri.
dr Boyke menjelaskan bahwa frekuensi terjadinya hubungan suami istri tergantung dari kesepakatan masing masing.
Baca Juga: Apa Itu Toxic Relationship? Begini Tanda-Tanda yang Harus Kamu Ketahui
Kesepakatan ini tentunya juga harus memberikan kesenangan dan kenyamanan bagi kedua belah pihak.
"Tergantung pada pasangan. Artinya, kalau pasangan itu senang melakukan hubungan seksual. Apalagi kalau pengantin baru bisa 3 kali dalam sehari karena minum obat," kata dokter Boyke belum lama ini.
Selain itu, dokter Boyke juga menyarankan agar melakukan hubungan suami istri didasarkan pada rentang usia.
Baca Juga: Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 38 Ditutup, Ini 15 Golongan Peserta yang Bisa Lolos
"Tapi biasanya kalau usia 20-30 tahun 4 kali. Usia 30-40 tahun 3 kali. Usia 40-50 tahun 2-3 kali. Usia 50-60 tahun 1-2 kali itu adalah secara umum 80% seperti itu. Tetapi yang 15 dan 20 % dari itu bisa lebih rendah atau lebih tinggi. Yang jelas, dan harus dimengerti adalah hubungan seks itu bukan sekedar melampiaskan nafsu saja tetapi untuk ekspresi cinta yang tinggi," kata seksolog tersebut.
dr Boyke juga menambahkan kunci berhubungan suami istri adalah adanya komunikasi yang intim di antara pasangan.
"Dibutuhkan bukan hanya suasana, variasi. Tetapi juga dibutuhkan komunikasi intim," kata dokter Boyke.
Baca Juga: Hentikan 5 Aktivitas di Bawah Ini sebelum Berhubungan Suami Istri jika Ingin Puas