Tujuan bertemunya kedua tim itu untuk kembali meluruskan bahwa tidak adanya dugaan praktik mafia pengaturan skor.
"Pokok e Jawa Tengah adem ayem. Ojo ono mafia," katanya.
Baca Juga: PSIS Goes to School ke SMKN 7 Semarang, Tidak Hanya Ajarkan Sepak Bola tapi Tentang Suporter
Sementara sebelumnya, BS sempat memantik amarah dari suporter dan pengurus Persip Pekalongan.
Ketua Asosiasi Kota (Askot) Pekalongan, Mochammad Zakka mengungkapkan jika BS telah hadir di Pekalongan pada malam sebelum pertandingan dan mencoba menghubungi beberapa pengurus Persip.
"Jadi memang malam hari sebelum pertandingan, Sekretaris Askot (Yohanes Lumintang) yang juga bendahara Persip ditelepon BS, dia telepon terus dan tidak diangkat walaupun akhirnya diangkat namun dalam obrolan muter-muter terus omongannya dan tidak ditemui," ujar Zakka.
Baca Juga: Ada Piala Dunia U17, Catat Perubahan Jadwal PSIS Semarang di BRI Liga 1
Selain mengontak pengurus Persip, Zakka juga menjelaskan bahwa BS mencoba menghubungi pelatih Persip, Gatot Barnowo.
"Setelah itu coba dia coba komunikasi dengan pelatih Persip, Mbah Gatot. Mbah Gatot juga menolak dan mengatakan tidak," lanjut Zakka.
Tak berhenti di situ, saat di stadion, BS yang sempat masuk ke salah satu tribun juga diusir oleh suporter dan akhirnya diamankan oleh petugas keamanan supaya tidak terjadi kericuhan.
"Tenyata BS dia malam sudah di stadion dan sampai nonton diusir suporter dan ada indikasi diterima oleh satu pengelola Stadion Hoegeng,"ucap Zakka.
Ini yang juga membuat suporter marah dan meminta Pemkot mengevaluasi orang yang telah menerima BS di Pekalongan. Kemudian saat di stadion setelah diusir dari tribun dia pergi ke warung depan stadion dan masih dikejar hingga akhirnya ada petugas keamanan yang mengamankan," pungkasnya.