SEMARANG, AYOSEMARANG.COM - Meskipun baru kali pertama main di Indonesia, pemain asing PSIS Semarang, Camilo Sanchez paham betul dengan apa yang terjadi di dalam tim ini.
Seperti yang semua orang tahu, di musim lalu PSIS Semarang berakhir porak poranda. Semusim penuh, klub berjuluk Laskar Mahesa Jenar ini tak pernah didukung suporter karena adanya aksi boikot.
Tidak hanya itu, berbagai permasalahan menimpa mulai dari isu gaji telat sampai satu persatu pemain cabut sebelum kompetisi selesai. Sampai akhir kompetisi segala masa gelap itu makin lengkap lantaran setelah rentetan hasil buruk yang dilalui, akhirnya PSIS degradasi.
Camilo mengaku sudah mendengar semua itu. Terlebih pemain asli Baranquilla, Colombia ini sebelumnya bermain di Liga Malta. Praktis, 'intelijennya' di Indonesia sudah banyak.
Baca Juga: Stok Center Back Melimpah, PSIS Lepas Rahmat Syawal dengan Skema Fee Transfer
Dengan beberapa pemain eks Liga Malta yang dia kenal di Indonesia, Camilo banyak sharing. Dari sharing itu banyak informasi yang dia dapat, namun endingnya, Camilo tetap gas-gas saja begitu mendapat tawaran dari PSIS Semarang.
"Saya ingin punya pengalaman bermain di Asia. Karena saya sebelumnya banyak bermain di Malta. Maka begitu ada tawaran maka saya putuskan untuk mencoba. Selain itu saya tahu juga banyak pemain dari Malta yang sudah lebih dulu main di Indonesia baik di Liga 1 maupun Liga 2. Saya sempat sharing ke mereka bagaimana sepakbola di sini. Kemudian, faktor pelatih juga. Pelatih Kahudi ingin bermain dengan skuad muda. Jadi saya pikir ini tantangan baru yang besar buat saya dan karir saya," jelas pemain berusia 26 tahun tersebut.
Ketika sudah mendarat di Semarang dan dikenalkan oleh PSIS, banyak komentar suram berdatangan. Bisa dilihat dari postingan pengenalan Camilo, hampir semua suporter seakan mengingatkan agar tidak menyesal.
Baca Juga: Meski Punya Potensi, Kahudi Merasa Finishing Pemain Asing Baru PSIS Semarang Masih Harus Diasah Lagi
Bahkan ada yang menulis narasi panjang dengan Bahasa Inggris, yang kira-kira isinya mengingatkan musim lalu tim ini banyak petaka.
Camilo mengaku tahu komentar itu. Dia menyatakan tak terlalu memikirkan apa yang disampaikan suporter.
"Saya tidak peduli apa kata orang katakan. Tidak cuma di Indonesia tetapi juga di seluruh dunia. Di rumah saya Amerika juga banyak orang komplain soal klub mereka. Untuk saya, saya tidak peduli. Saya hanya ingin fokus ke klub. Dan berupaya membuat karir yang baik dan membantu tim. Dan saya harap musim ini dan bisa awet sampai akhir musim," jelasnya.
Terlepas dari ujaran suporter tadi, sejauh ini Camilo merasa baik. Dia senang dengan tim termasuk pemain dan staff pelatih.
Untuk pemain yang tersedia, Camilo menilai bahwa musim ini adalah kali pertama mereka bersama. Maka mereka harus sering-sering berlatih dan menyatukan koneksi.