SEMARANG, AYOSEMARANG.COM - Pertandingan PSIS Semarang vs Persita Tangerang pada Kamis 9 November 2023 menyisakan satu cerita memukau terhadap salah seorang pemain yakni Tri Setiawan.
Dalam pertandingan tersebut, Tri Setiawan tampil cukup menonjol dengan menyumbangkan dua gol untuk PSIS Semarang.
Tri Setiawan sebetulnya tidak bermain sejak awal untuk skuad PSIS Semarang, namun di menit ke-11 Delfin Rumbino tampak terpincang-pincang dan tidak bisa melanjutkan pertandingan usai sebuah benturan.
Akhirnya seorang pemuda Palu bernama Tri Setiawan dimasukan oleh pelatih Gilbert Agius untuk mengisi lini tengah sebagai tandem Dewangga dan pengganti Delfin Rumbino.
Semua suporter dan siapapun yang menyaksikan pertandingan tersebut, apabila dipaksa jujur pasti akan ragu terhadap Tri Setiawan. Jangankan untuk Tri, ketika tahu Diarra absen karena akumulasi, semua orang tentu sudah khawatir, apalagi dalam situasi seperti ini.
Ketika Tri menginjak lapangan, tentu rasa was-was dan bayangan buruk bermunculan. Terlebih di awal-awal main, Tri tampak demam panggung dan sempat kehilangan kontrol.
Semua kumpulan khawatir itu bukan hadir begitu saja. Tri Setiawan mengawali debut permainanya ketika PSIS menjamu Persib Bandung. Setelah itu karena penampilannya lumayan, dia kerap dipercaya oleh Agius.
Tri dapat tempat selain karena kemampuannya yang masuk dalam standarisasi Agius, juga sebagai pelengkap regulasi kewajiban tim dalam memainkan pemain di bawah U-21 karena usianya masih 19 tahun.
Sampai suatu ketika saat bertandang ke Persis Solo petaka terjadi. Tri Setiawan, barangkali dengan mentalitas mudanya yang perlu diasah, bermain dengan keringat dingin dan melakukan banyak kesalahan.
Saat itu PSIS kalah 0-2 dari Persis, dan dua gol yang didapat Laskar Sambernyawa, kebetulan adalah hasil dari kesalahan Tri Setiawan.
Lantas dari situ, hidup Tri mungkin jadi runyam. Sebagaimana kebiasaan suporter di sosial media banyak yang mengukapkan kekesalannya di akun Tri Setiawan.
Bermacam cemooh, kritik, dan asal omong dari suporter bermunculan. PSIS memang tidak punya basis massa sebesar Persib Bandung atau Persija, namun jemari nakal dan pelampiasan kesal ribuan suporter di kolom komentar tetap saja seakan bisa bikin mental pemain muda kerdil.
Dalam hal ini rasanya tidak perlu menyebut nama, namun contohnya sudah banyak dan yang tak mampu menghadapinya memilih hengkang ke klub lain atau akhirnya dicoret oleh PSIS.
Tanpa perlu ditutupi, kondisi itu secara tidak langsung berpengaruh, permainan Tri mulai tidak stabil dan untuk sementara waktu dia ditepikan.