psis

Sudahlah, Berhenti Mengatakan Mereka Pemain Asing di Telinga

Kamis, 11 September 2025 | 14:54 WIB
Para pemain PSIS Semarang di musim ini. Banyak yang menyebut mereka asing di telinga karena belum punya nama besar. (PSIS)

Apa yang disampaikan Doni tidak hanya sekadar ucapan belaka. Saya rutin berkunjung ke latihan PSIS untuk mengabarkan informasi terbaru. Pelatih PSIS Kahudi Wahyu menurut saya memberikan porsi latihan yang lebih keras dari musim lalu. Saya sering kaget ketika Kahudi memberikan jam latihan yang cukup lama.

Namun meski demikian, para pemain tidak putus. Sejak sentuhan awal sampai peluit akhir latihan tenaga mereka tak habis-habis. Khususnya pada Doni Sormin. Pemain yang beroperasi di wing back kanan ini juga tak berhenti berlari. Tak ada kata malas-malasan sehingga menurut saya, omongannya tadi sesuai.

Senada dengan Doni, ada Ade Ivan Hafilah (29), penyerang PSIS Semarang yang berasal dari Demak. Bermain untuk PSIS adalah karier puncaknya. Sebelumnya dia banyak berkutat di Liga 2 dan Liga 3 serta Liga 4. Namun jangan salah, di tahun lalu Ade Ivan adalah pemain terbaik di Liga 4 Jawa Barat.

Ivan posisi utamanya adalah striker. Namun di bawah sistem pelatih Kahudi Wahyu, dia rela geser lebih ke sayap. Hal ini baginya tidak nyaman, namun Ivan menjalaninya dengan penuh semangat dan tekad. Dia menyatakan datang ke PSIS tidak untuk jadi penghuni bangku cadangan.

"Saya akan patuhi instruksi pelatih dengan penuh komitmen," ucapnya.

Hal lain yang bikin komitmen Ivan menyala-nyala adalah karena PSIS masih memberinya kesempatan. Sebab Ivan sempat mendapat sanksi larangan bermain karena diduga terlibat pengaturan skor.

"Tapi waktu itu saya jadi korban. Untuk itu saya berusaha pulih dan memberikan yang terbaik," ucapnya.

Ade Ivan Hafilah, pemain baru PSIS Semarang dengan tekad dan ambisi besar menembus skuad inti. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)

Tidak cuma Doni dan Ivan, pemain lain juga menampakan hal demikian. Termasuk pemain lama Delvin Rumbino, Syiha Buddin, Aqsha Saniskara sampai Rizky Darmawan yang masih rela bertahan. Mereka bertahan karena merasa belum sepenuhnya total menjadi pemain PSIS di musim sebelumnya. Dan musim ini adalah pembuktian bagi mereka untuk merebut tempat yang musim lalu mungkin tidak mereka dapatkan.

Dari berbagai spirit tadi, saya kira sudahlah, berhenti menyebut mereka pemain asing di telinga.

Ada plot twist di musim 2008-2009 yang saya ceritakan tadi. Di awal musim memang PSIS diisi oleh pemain yang asing di telinga, tetapi musim depannya kau tahu sendiri, Gunawan Dwi Cahyo makin bersinar bersama Persik Kediri dan jadi andalan Timnas Indonesia.

Feri Ariawan juga jadi pemain vital Persebaya Surabaya. Hendro Siswanto juga jadi andalan Timnas serta salah satu pilar penting Arema FC, lalu juga Johan Yoga Utama yang meramaikan daftar striker produktif di Liga Indonesia. Begitupula Deni Rumba yang tenar bersama Madura United.

Setelah berbagai karier gemilang itu, mungkin orang-orang lupa bagaimana mereka sungguh asing di PSIS Semarang di musim sebelumnya.

Lagipula, sejauh ini kapan sih PSIS tidak pakai pemain yang asing di telinga?

Siapa sebelumnya Ribut Waidi sebelum dibikin patung di Jatingaleh dan membantu PSIS juara di tahun 1987? Siapa sebelumnya Tugiyo yang menorehkan sejarah dengan golnya di Stadion Klabat Manado, dan siapa sebelumnya Hari Nur Yulianto yang jadi top skor PSIS sepanjang masa sampai saat ini. Mereka tentu saja bukan siapa-siapa.

Halaman:

Tags

Terkini