SEMARANGSELATAN, AYOSEMARANG.COM - Predikat juara PSIS Semarang di era perserikatan tahun 1987 dihargai cukup mahal.
Pasalnya sebelum juara PSIS Semarang bukanlah tim dengan skuad mentereng macam PSMS Medan, Persib Bandung, Persija Jakarta maupun Persebaya Surabaya yang di final jadi lawan.
Namun saat juara itu pula, PSIS Semarang menampilkan permainan yang tidak murah.
Baca Juga: Ramalan Zodiak 9 November 2021 : Libra, Scorpio dan Sagitarius Setop Menebar Janji Palsu
Racikan sepak bola modern Sartono Anwar dengan pola passing pendek merapat membuat tim berjuluk Laskar Mahesa Jenar ini jadi sorotan di seluruh penjuru tanah air.
Alhasil pasca juara, publik Kota Semarang begitu gegap gempita sampai menamai hari itu sebagai "Hari Rayanya Kota Semarang".
Grup Drum Band SMA Sedes bahkan disiapkan untuk menyambut PSIS Semarang saat pulang.
Lalu pada Kamis 12 Maret 1987, PSIS tiba di Bandara Ahmad Yani. Di bandara ini berdasarkan catatan arsip Suara Merdeka Jumat 13 Maret 1987, sudah penuh sesak.
Baca Juga: Jadi Lokus Stunting, Puskesmas Guntur l Bentuk Posyandu Remaja di Desa Guntur
Begitu tutun dari pesawat, semua berurai air mata. Orang-orang dari berbagai daerah Kota Semarang baik orang penting maupun biasa saling hendak berebut gapain kepada pemain PSIS Semarang yang pada saat itu juga dikawal oleh Gubernur H Ismail.
Bahkan bintang PSIS Semarang yakni Ribut Waidi harus dipapah ibunya karena sudah lemas karena saking terharunya.
H Ismail lalu berjalan dari jalan setapak yang dibentuk oleh aparat dengan membawa Piala PSSI yang dipersembahkan oleh Presiden Soeharto.
Saat turun itu semua tampak menangis termasuk Ketua Umum PSIS Semarang yang kala itu juga menjabat sebagai Wali Kota H Iman Soeparto. Akhirnya jumpa pers diwakili oleh Ketua Pelaksana PSIS Ismangoen Notosapoetro.
Baca Juga: Link Live Streaming Barito Putera vs Persik Kediri: Laskar Antasari Butuh Kemenangan
"Kesuksesan ini akan kami manfaatkan sebagai titik tolak guna melakukan pembinaan di segala bidang," ucapnya.
Setelah itu PSIS melakukan arak-arakan di sepanjang jalan-jalan Kota Semarang sampai menuju Stadion Citarum.
Limpahan Bonus dari Berbagai Penjuru
Pasca juara, PSIS bergelimang bonus. Namun jangan disangka bonusnya akan mencapai ratusan juta seperti zaman sekarang.
Sartono Anwar saat ditemui belakangan ini mengaku jika dirinya memohon bonus khusus bagi para pemainnya atas kerja keras mereka.
"Saya bilang, mbok anak-anak dikasih bonus motor atau apa. Dulu motor kan belum semahal sekarang," ucapnya.
Baca Juga: Puskesmas Mranggen lll Sosialisasikan Pembentukan Posyandu Remaja
Namun tidak dinyana bonus yang diberikan lebih dari itu. Para pemain PSIS diberi bonus rumah yang berad di daerah Jalan Krakatau VII, Ketileng, Tembalang. Kelak rumah-rumah itu berubah nama jadi "Perum PSIS"
Bonus tidak hanya itu saja. Pendukung setia PSIS Semarang bahkan menginisiasi "Dompet PSIS" untuk menghargai kerja keras pemain.
Dari dompet itu terkumpul uang sebanyak Rp121 ribu.
Baca Juga: Antisipasi Penyebaran Covid-19 saat Momen Natal dan Tahun Baru 2022, Bupati Kendal akan Keluarkan Aturan Baru
Kemudian dalam arsip Suara Merdeka juga mencatat Bank BRI memberi bonus khusus kepada pemain PSIS yang terdaftar sebagai pegawainya seperti Syaiful Amri, Soeradjab, Rochadi serta Bambang Hariyanto.
Sementara dari Gubernur H Ismail memberikan tabanas kepada setiap pemain dengan uang senilai Rp250 ribu.***