Setelah dari Ragunan dan lulus pada tahun 1988, Triyo direkrut oleh tim Galatama di Kota Bekasi, Kramayuda 3 Berlian.
Baru kemudian masuk tahun 1989, Triyo ke PSIS Semarang yang saat itu dilatih oleh Edy Paryono beserta asistennya Cornelis Soetadi.
Karier Triyo di Mahesa Jenar memang tidak lama, hanya sampai tahun 1992 saja.
Baca Juga: KAMUS SEMARANGAN Ojo Riwil, Opo Anane Wae, Ini Artinya di Dialek Semarangan
Sebab setelah itu dia diangkat jadi pegawai dan memutuskan untuk gantung sarung tangan.
Namun dalam sedikit waktu itu, Triyo menjadi kiper utama dan mengaku punya pengalaman berkesan.
"Waktu itu lawan Persema Malang. Kami unggul 1-0 dan saya mengagalkan 2 peluang emas yang tinggal berhadapan dengan gawang," ucapnya.
Pengalaman berkesan lain dia dapat saat melawan Persebaya Surabaya. Bajul Ijo, seperti yang tercatat di banyak surat kabar era itu, sempat jadi musuh sengit PSIS Semarang.
Dalam pertandingan melawan Persebaya, Triyo berkata jika dia banyak melakukan penyelamatan.
"Meskipun akhirnya kalah tipis 2-1, namun dia puas dan selalu mengingat pertandingan itu," papar pria kelahiran 11 Desember 1
Usai melatih, banyak hal dilakukan Triyo, dari mulai bermain tarkam, menjadi pelatih dan usaha jual jersey dan sepatu bola yang masih dia jalani sampai sekarang.
Baca Juga: Atasi Masalah Sampah Lewat Aplikasi Silampah DLH Kota Semarang, Begini Caranya
Triyo tercatat pernah melatih kiper di Persekaba Blora, Tim Medco U-15 Semarang sampai Semarang United U-21.
"Sekarang masih sepak bola. Biasanya sama pak wali (Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi) dan Forkopimda di tim 525," pungkasnya.
