SEMARANG SELATAN, AYOSEMARANG.COM -- Manajemen perusahaan pialang PT Rifan Financindo Berjangka (RFB) menilai Kota Semarang, Solo dan Yogyakarta memiliki banyak nasabah potensial untuk perdagangan berjangka. Bahkan di Semarang jumlah nasabah RFB mengalami kenaikan 5% pada kwartal I/2019.
"Hal ini membuktikan perdagangan berjangka tidak hanya diminat investor Jakarta, tetapi juga pemodal lokal, mengingat investasi perdagangan berjangka dikenal tahan krisis ekonomi," ungkap Kepala Cabang PT RFB Semarang Mia Amalia dalam paparan tentang potensi investasi produk derivatif index di Strada Kafe Jl S Parman, Jumat (14/6/2019).
Dirut PT Rifan Financindo Berjangka Ovide Decrali menjelaskan hingga akhir tahun ini pihaknya menargetkan dapat menciptakan transaksi sebanyak 1,5 juta lot, setelah kwartal I/2019 perusahaan pialang itu mampu mencatat pertumbuhan kinerja positif. Bahkan, lanjutnya, sejak awal tahun ini RFB telah melaksanakan kegiatan edukasi diantaranya investor gathering dan aplikasi terhadap media di tujuh kota di seluruh Indoneia yang di mulai dari Semarang, Surabaya, Yogyakata, Medan, Palembang, Pekanbaru dan Jakarta.
“Hingga akhir tahun ini perusahaan manargetkan dapat menciptakan transkasi sebanyak 1,5 lot, terdiri dari hasil transaksi bilateral atau Sistem Perdagangan Alternatif (SPA) 1,1 juta lot dan sisanya transaksi dari multilateral 400.000 lot,” ujarnya.
Dia optimistis target transaksi sebanyak itu dapat tercapai, mengingat target tahun lalu sebesar 1 juta lot dapat terlampui, bahkan seluruh sumber daya manajemen akan terus diperbesar dan diperkuat. Target itu juga didukung dengan kinerja perusahaan yang berhasil mencatat pertumbuhan positif pada kuartal I/2019, dengan total transaksi mengalami kenaikan 32,41% menjadi 365.796 lot dibanding periode yang sama tahun lalu yang hanya menciptakan transaksi 276.265 lot.
Total transaksi sebesar itu, lanjutnya, tercatat volume SPA mampu memberikan kontribusi 81.80%, dengan pertumbuhan yang menggembirakan hingga mencapai 58,35% atau 299,206 lot, sedangkan volume transaksi multilateral terkoreksi 23,73% dibanding periode yang sama tahun lalu.
Ovide menuturkan koreksi terhadap volume transaksi multilateral itu akibat tekanan harga sejumlah komoditi domestik hingga Maret lalu, di antaranya harga minyak sawit, karet, emas dan logam terus merosot.
Pencapaian kinerja yang positif, tutur Ovide, semakin mendorong RFB kembali berada pada urutan pertama dari seluruh perusahaan pialng berjangka di Indonesia berdasarkan data Bursa Berjangka Jakarta (BBJ) dengan penguasaan pangsa pasar hingga 18,47%.
"Sepanjang Januari hingg Maret 2019 total nasabah baru RFB naik sebanyak 922 nasabah, dibanding periode yang sama meningkat 39,49%. Saat ini RFB memiliki 1 kantor pusat di Jakarta dan 9 kantor cabang di beberapa kota meliputi Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, Semarang, Solo, Yogyakarta, Palembang dan Pekanbaru," jelasnya.