semarang-raya

Menjadikan Mimpi Sebagai Perjalanan Hidup: Kisah Inspiratif Merry Riana di Tengah Keluarga KAS

Senin, 28 April 2025 | 10:45 WIB
Rangkaian syukur HUT ke-85 Keuskupan Agung Semarang (KAS), diisi acara bertajuk Dinner and Family Deep Talk with Merry Riana. (dok.)

 

SEMARANG, AYOSEMARANG.COM— Malam itu, 5th Avenue Ballroom di Kota Semarang dipenuhi senyum hangat dan tatapan penuh harapan. Sekitar 200 orang, banyak di antaranya keluarga muda, berkumpul dalam suasana akrab, bukan sekadar untuk makan malam, tetapi untuk menyalakan kembali impian yang mungkin sempat redup di tengah rutinitas.

Dalam rangkaian syukur HUT ke-85 Keuskupan Agung Semarang (KAS), sebuah acara bertajuk Dinner and Family Deep Talk with Merry Riana digelar pada Sabtu, 26 April 2025. Tema yang diusung, “A Million Dreams to Become a Blessing”, terasa begitu hidup saat Merry Riana, seorang motivator yang dikenal lewat kisah perjuangannya, berbagi cerita dari hati ke hati.

Bagi Merry, mimpi bukan sekadar tujuan, melainkan perjalanan panjang penuh makna. Ia mengisahkan masa-masa beratnya di Singapura—saat ia hanya memiliki keterbatasan namun bermodal keberanian untuk bermimpi besar. Pada usia 26 tahun, ia berhasil meraih satu juta dolar. Namun yang lebih penting dari pencapaian itu, katanya, adalah menemukan makna hidup: menjadi berkat bagi orang lain.

"Kalau kita punya mimpi, jangan setengah-setengah," ujar Merry dengan mata berbinar. Ia mengajak semua yang hadir untuk berani percaya sebelum hasil terlihat. “Mimpi adalah tentang keyakinan, tentang membiarkan Tuhan bekerja melalui kita," tambahnya.

Salah satu momen yang paling menyentuh adalah ketika Merry membagikan analogi sederhana namun kuat: "Tuhan itu seperti kran air dengan kelimpahan yang tak pernah habis. Kita adalah selangnya. Tugas kita adalah mengalirkan berkat itu, bukan menahannya."

Malam itu, bukan hanya kata-kata yang menginspirasi. Ada gelombang harapan yang mengalir dari satu keluarga ke keluarga lain. Di tengah sambutannya, Mgr. Robertus Rubiyatmoko, Uskup Agung Semarang, menegaskan bahwa mimpi besar adalah bagian dari ziarah iman: perjalanan panjang yang dipenuhi harapan, syukur, dan keberanian untuk berbagi berkat.

"Kita diajak untuk menjalani hidup dengan penuh syukur, untuk membuka hati kita agar menjadi saluran kebaikan bagi sesama," kata Mgr. Rubi, dengan suara penuh kehangatan.

Sebelum acara talkshow dimulai, para peserta lebih dulu mengikuti perayaan Ekaristi bersama Rm. Fx. Sugiyana Pr, Rm. Thomas Surya Awangga SJ, dan Rm. Yuvensius Deny Pr—sebuah pengingat bahwa mimpi terbesar manusia selalu berakar pada iman.

Malam itu berakhir, namun benih-benih mimpi baru telah tumbuh di hati banyak orang—mimpi yang tak lagi sekadar untuk diri sendiri, tetapi untuk menjadi berkat yang mengalir, tanpa henti. ***

Tags

Terkini