semarang-raya

Bakti Indonesia: Dari Aksi Bersih Masjid hingga Gerakan Pelayanan Sosial yang Menyebar ke Penjuru Nusantara

Sabtu, 24 Mei 2025 | 13:25 WIB
Aksi bersih masjid di Masjid Jami Merapi Baitturohim, Semarang, Sabtu 24 Mei 2024. (Dok.)

SEMARANG, AYOSEMARANG.COM - Sabtu pagi, 24 Mei 2024, suasana Masjid Jami Merapi Baitturohim, Semarang, tampak berbeda. Puluhan relawan berkumpul sejak fajar, membawa sapu, ember, dan senyum lebar. Di bawah terik mentari yang mulai meninggi, mereka mengepel lantai, memoles mimbar, dan menata karpet salat. Bagi Muhammad Hadiyan, Program Manager International Networking for Humanitarian (INH), kegiatan ini bukan sekadar bersih-bersih.

“Kami ingin setiap orang merasakan kenyamanan saat bersujud,” ujarnya sambil menggulung selang air. “Masih banyak mushala kecil di pelosok yang luput dari perhatian. Membersihkannya adalah cara sederhana menghadirkan kasih sayang di ruang ibadah.”

Di sela-sela debu yang tersapu, relawan Kawan Dekat membuka stan pemeriksaan kesehatan gratis. Anak-anak antre memeriksa gigi, lansia memeriksa tekanan darah, sementara seorang tukang cukur memotong rambut siswa SD—semuanya tanpa dipungut biaya. Wajah-wajah lega dan tawa kecil bergema di halaman masjid, seolah menegaskan bahwa kebersihan jasmani dan rohani memang sejalan.

Tepat setahun kemudian, 24 Mei 2025, Masjid Jami Merapi Baitturohim kembali ramai. Kali ini, spanduk besar bertuliskan "Launching Program Bakti Indonesia” membentang di gerbang. Di pundak para relawan, pengalaman tahun lalu berubah menjadi tekad yang lebih besar: membawa aksi bersih-bersih dan layanan sosial ke 15 titik di seluruh Indonesia—dari Ujung Kulon hingga pelosok Nusa Tenggara Timur.

Lukmanul Hakim, Presiden Direktur INH, berdiri di mimbar yang kini berkilau.

 “Kita ingin tempat ibadah—apa pun namanya: masjid, gereja, pura, kelenteng—menjadi ruang yang benar-benar menenteramkan,” tegasnya. “Menjaga kebersihan dan merawatnya adalah ibadah itu sendiri.”

Melalui Program Bakti Indonesia, INH dan Kawan Dekat menghadirkan paket lengkap: bersih-bersih, cek kesehatan umum, pemeriksaan mata dan optik, layanan gigi, potong rambut, makan gratis, hingga program tebus murah sembako. Bagi warga, ini bukan hanya bantuan; ini cermin solidaritas.

Di ujung acara, pendiri INH, Muhammad Husein Gaza, menggelar kajian khusus tentang Palestina—menghubungkan semangat lokal dengan perjuangan kemanusiaan global. Para hadirin terdiam, lalu mengamini doa yang menggema di langit senja Semarang.

Ade Bhakti, Founder Kawan Dekat, menatap penuh haru para relawan muda yang baru pertama kali bergabung.

 “Hari ini kita belajar bahwa membersihkan lantai masjid bisa menjadi gerbang merawat kemanusiaan,” tuturnya pelan.

 

Dengan dukungan para donatur, truk bertuliskan “Bakti Indonesia” kini bersiap menempuh ribuan kilometer. Di setiap singgahan, mereka membawa alat kebersihan, kotak obat, dan—yang paling penting—secercah harapan bahwa ruang ibadah dapat kembali bersinar, sementara masyarakat merasakan sentuhan kasih tanpa sekat suku, agama, atau pulau.

Dari aksi kecil setahun lalu hingga gerakan nasional hari ini, kisah INH dan Kawan Dekat mengingatkan kita: perubahan besar kerap lahir dari sapuan pertama di sudut masjid, kemudian meluas menjadi lautan kebaikan yang membasuh seluruh negeri.***

Tags

Terkini