semarang-raya

Kasus ISPA di Semarang Tembus 154 Ribu, Dinkes Sebut Polusi dan Rokok Jadi Penyebab Utama

Senin, 30 Juni 2025 | 08:11 WIB
Setiap minggu ada ribuan orang terinfeksi penyakit ISPA di Kota Semarang. (Ayosemarang/Audrian Firhannusa)

AYOSEMARANG.COM -- Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) di Kota Semarang kian mengkhawatirkan. Setiap pekan, tercatat sebanyak 5.000 hingga 7.000 warga terinfeksi penyakit tersebut.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang mencatat, hingga akhir Juni 2025, total kasus ISPA telah mencapai 154.883. Angka ini menjadikan ISPA sebagai penyakit terbanyak yang dikeluhkan masyarakat saat berobat di fasilitas kesehatan tingkat pertama.

"Kalau ISPA, rata-rata menempati tiga besar di hampir setiap Puskesmas," tutur Kepala Dinkes Kota Semarang, Abdul Hakam, dikutip Senin 30 Juni 2025.

Baca Juga: Jateng Fair 2025 Resmi Dibuka, Gubernur Luthfi Usung Semangat Inovasi dan Kreativitas

Beberapa wilayah dengan kasus ISPA tertinggi di antaranya Kelurahan Kalisegoro, Ngijo, Karanganyar, Jabungan, dan Muktiharjo Lor. Wilayah-wilayah ini diduga terpapar polusi udara dalam kadar tinggi.

Menurut Abdul Hakam, pencemaran udara menjadi penyebab utama lonjakan kasus ISPA, terutama berasal dari asap kendaraan bermotor, pembakaran, dan rokok.

"Asap itu banyak sekali. Seperti asap rokok, asap kendaraan, asap dari pembakaran termasuk dari industri rumah tangga, industri skala besar,’’ sambungnya.

Ia menjelaskan, berbagai jenis asap tersebut mengandung gas berbahaya seperti karbon monoksida (CO), sulfur dioksida (SO₂), dan karbon dioksida (CO₂), yang sudah melampaui nilai ambang batas aman. Zat-zat ini sangat berisiko bagi kesehatan anak-anak, lansia, dan kelompok rentan lainnya.

Baca Juga: Awas Penipuan Catut Nama Wali Kota Semarang, Modus WhatsApp dengan Foto Agustina Wilujeng

Mengantisipasi kondisi ini, Pemerintah Kota Semarang mendorong penguatan kawasan tanpa rokok (KTR) serta penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di masyarakat.

"Jadi orang yang sedang merokok itu harus ditempatkan sendiri. Jangan sampai di tempat umum atau mungkin malah justru di (sekitar) anak-anak kecil, karena itu pasti akan berisiko terhadap ISPA, pneumonia, bahkan tuberkulosis," pungkasnya.

Tags

Terkini