JAKARTA — Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat tengah menata ulang sistem digital organisasi. Salah satu langkah utamanya adalah pembangunan website resmi baru yang akan menjadi wajah modern PWI di era transformasi digital.
Langkah ini diambil setelah dilakukan evaluasi terhadap website lama yang merupakan peninggalan dari kepengurusan sebelumnya. Ketua Bidang Multimedia dan IT PWI Pusat, Hilman Hidayat, mengungkapkan bahwa website lama sudah tidak lagi memenuhi kebutuhan organisasi yang semakin kompleks dan dinamis.
“Website lama kami warisi dari pengurus sebelumnya dan saat ini sedang kami tata ulang. Di bawah kepemimpinan Ketua Umum PWI, Pak Akhmad Munir, kami sedang membangun website baru dengan sistem yang lebih aman, canggih, dan sesuai standar teknologi terkini,” jelas Hilman.
PWI menilai, keberadaan website resmi bukan sekadar sarana informasi, tetapi juga simbol kredibilitas dan profesionalisme organisasi wartawan tertua di Indonesia. Karena itu, sistem baru ini akan dirancang dengan memperhatikan aspek keamanan siber, integrasi data anggota dan kemudahan akses publik.
“Website ini nantinya tidak hanya menampilkan berita atau kegiatan PWI, tetapi juga menjadi pusat data anggota, sistem verifikasi digital, serta kanal komunikasi antara PWI pusat dan daerah,” papar Hilman.
Lebih jauh, Hilman menambahkan bahwa proses migrasi data dan pembangunan sistem baru dilakukan secara hati-hati agar seluruh arsip dan konten lama tetap terjaga.
“Kami memastikan tidak ada data penting yang hilang. Semua ditransfer dan disesuaikan dengan sistem baru yang sedang kami kembangkan,” tegasnya.
Hilman juga mengajak seluruh anggota PWI dan masyarakat untuk bersabar menunggu peluncuran resmi website baru tersebut. Ia memastikan bahwa langkah ini merupakan bagian dari komitmen pengurus baru untuk membawa PWI menjadi organisasi modern yang adaptif terhadap perkembangan zaman.
“Transformasi digital bukan sekadar tampilan, tetapi juga soal kepercayaan dan integritas. Website baru ini akan menjadi simbol komitmen PWI menjaga profesionalisme pers Indonesia di era digital,” pungkas Hilman.