SEMARANG, AYOSEMARANG.COM -- Dosen ISI Surakarta sekaligus praktisi gamelan, Suraji, menyambut gembira penetapan gamelan sebagai WBTb oleh UNESCO.
Ia menyebut, setelah penetapan gamelan sebagai WBTb oleh UNESCO, akan ada rencana aksi, untuk dapat membumikan dan memopulerkan gamelan di kalangan anak muda.
Adapun gamelan yang merupakan WBTb UNESCO, bukan hanya seperangkat alat musik berupa saron, gong dan bonang, kendang, rebab dan sitar.
Baca Juga: Hal yang Perlu Diperhatikan sebelum Beli Samsung Galaxy A52s 5G
Di dalamnya, terdapat nilai filosofi dan historis yang panjang. Informasi tentang gamelan pun terukir pada relief Candi Borobudur.
Suraji mengatakan, penetapan gamelan sebagai WBTb oleh UNESCO, tidak terbatas hanya gamelan Jawa saja.
Namun, alat musik ini telah menyebar ke seantero negeri, mulai dari Bali, Sumatera, dan Kalimantan.
“Yang ditetapkan bukan sekadar gamelan Jawa tapi Gamelan Indonesia,” ucap dosen jurusan karawitan itu, dilansir dari jatengprov.go.id, Kamis 16 Desember 2021.
Ia menyebut, gamelan bukan hanya dimainkan orang Indonesia.
Seperangkat alat musik itu sudah dimainkan di Australia, Jepang, hingga benua Afrika.
Bahkan, pada saat pandemi banyak mahasiswa dari Jepang yang belajar gamelan, meski lewat daring.
“Kami sudah merancang rencana aksi setelah penetapan UNESCO. Di antaranya, kami akan membuat buku tentang gamelan. Selain itu, kami akan membuat Pusat Studi Gamelan dan museum. Di mana masyarakat bisa belajar tentang itu,” imbuhnya.
Selain Pusat Studi Gamelan, pihaknya juga akan membuat semacam workshop pembuatan alat-alat gamelan.