BANYUMANIK, AYOSEMARANG.COM -- Serangan siber terus meningkat, baik intensitas serta frekeunsinya. Serangan-serangan itu tentu sangat berpotensi menganggu kegiatan strategis suatu Negara.
Oleh karena itu, perlu adanya pengembangan SDM prajurit untuk meningkatkan kesadaran keamanan siber (Cyber Security Awareness) prajurit TNI AD. Hal itu diungkapkan Komandan Pusat Sandi dan Siber Angkatan Darat (Danpussansiad) Brigjen TNI Iroth Sonny Edhie saat melaksanakan kunjungan di Markas Sandi Kodam IV/Diponegoro, Jalan Perintis Kemerdekaan, Watugong, Jumat (9/10/2020).
AYO BACA : Pangdam IV/Diponegoro Minta Jajarannya Jadi Teladan Laksanakan Protokol Kesehatan
“Kedepan ancaman sandi dan cyber ini akan semakin kompleks menghadapi perkembangan tegnologi 4.0. Karena ke depan semua akan serba digital identik dengan istilah Robotics, Artificial Intelligence” ungkapnya.
Ia mengatakan, di era revolusi industri 4.0 penggunaan gadget dalam skala luas telah menjadi kebutuhan primer warganet dan menjadi penopang utama hampir seluruh aktivitas kehidupan yang berbasis pada kemajuan teknologi informasi.
AYO BACA : Kemendikbud Buka Lowongan Pamong Belajar, Yuk Daftar!
Keamanan siber memiliki konsep yang lebih luas. Dari sisi pengamanan aset, keamanan informasi berada dalam lingkup menjaga kerahasiaan, integritas, dan ketersediaan informasi (confidentiality, integrity, dan availability), baik yang bersifat digital maupun non-digital.
"Keamanan siber tidak hanya mengamankan informasi yang bersifat digital, tapi juga mengamankan aset-aset siber seperti infrastruktur kritis seperti jaringan telekomunikasi, listrik dan keamanan negara," katanya.
Ditambahkan oleh Jenderal Bintang Satu ini bahwa sebagai prajurit sandi harus selalu adaptif dan responsif terhadap setiap perkembangan IT. Disamping itu juga harus teliti dengan berita informasi yang beredar dan tidak mudah terprofokasi sehingga TNI selalu ada bersama bangsa untuk menjaga keutuhan NKRI.
AYO BACA : Kodam IV/Diponegoro Siap Amankan Pilkada