BATANG, AYOSEMARANG.COM - Tranformasi industri tak hanya mrmbawa perubahan besar dalam tata kota, lapangan kerja, urbanisasi. Namun juga berdampak pula pada budaya, pemukiman dan kelestarian lingkungan.
Perubahan itu bakal terjadi di Kabupaten Batang dengan berdirinya Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang, Batang Indutrial Park (BIP) dan kawasan industri lainya.
Sebagai upaya meminimalisir munculnya masalah sosial akibat dari tranformasi industri di Kabupaten Batang.
Baca Juga: Performa Tinggi Motor Juara CBR250RR Dibuktikan di Sirkuit Mandalika oleh Komunitas Honda
Kampung Hijrah Batang menggelar diskusi Ngaji Politik menghadirkan narasumber yang konsen terhadap masa depan para kaum pekerja dan kelestarian lingkungan di Proyonanggan Selatan, Kecamatan/Kabupaten Batang, Kamis 7 September 2023 malam.
Pengurus Kampung Hijrah, Gotama Bramanti menyampaikan bahwa diskusi ini penting karena Batang akan perubahan dari kota posisir, agraris menjadi kota industri.
Melalui diakusi ini kata Dia, akan memperoleh informasi yang valid seputar kawasan industri, pekerja juga membuka jaringan seluas-luasnya dengan lembaga yang mampu melindungi ketika menghadapi permasalahan.
“Malam ini kami mengundang Local Inisiative for OHS Network (LION) Indonesia, yang siap menjembatani ke lembaga-lembaga terkait lainnya. Antara lain Lembaga Bantuan Hukum (LBH), Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) dan lainnya,” kata Gotama Bramanti.
Baca Juga: Tak Baik Dipelihara! 9 Jenis Burung Perkutut Ini Dipercaya Mendatangkan Kesialan
Perwakilan dari LION, Samsuri atau akrab disapa Bung Sam mengatakan, hadirnya KIT Batang tentu berdampak pada banyak hal, seperti pola hidup, kebudayaan hingga kelestarian lingkungan.
Ia juga mengatakan, Ngaji Politik ini salah satu upaya untuk mengedukasi dan menyiapkan seluruh elemen masyarakat supaya ikut menjaga lingkungan tempatnya mencari sesuap nasi dan tempat berteduh tetap nyaman ditinggali serta menghidupi anak cucunya.
“Dari sisi lingkungan jika dampak limbah tidak diatasi atau diantisipasi, pasti akan merusak alam, bahkan menimbulkan beragam penyakit, akibat limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3),” ungkapnya.
Langkah pencegahan yang harus segera dilakukan, semua elemen bersatu padu bergerak untuk mencegah terjadinya kerusakan lingkungan, di tengah revolusi industri yang sedang berlangsung.
“Gerakan mereka saat ini akan menjadikan biota lautnya tetap lestari, gunung dan hutan tidak gundul dan petani tetap memanen secara rutin,” terangnya.***