Seorang Santri Ponpes di Pekalongan Dianiaya Seniornya Hingga Luka-Luka Memar

- Selasa, 19 September 2023 | 17:44 WIB
Seorang Santri Ponpes di Pekalongan Dianiaya Seniornya Hingga Luka-Luka Memar/ Ilustrasi (Unplash)
Seorang Santri Ponpes di Pekalongan Dianiaya Seniornya Hingga Luka-Luka Memar/ Ilustrasi (Unplash)

BATANG, AYOSEMARANG. COM - Seorang siswa MTs juga santri Pondok Pesantren di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah menjadi korban bullying dan pengeroyokan belasan temannya.

Para pelaku penganiyaan di Pekalongan ini sebagian besar seniornya di Ponpes. Pengeroyokan tersebut mengakibatkan korban mengalami luka memar disekujur tubuhnya.

Korban juga mengalami shock trauma hingga tidak mau sekolah lagi. Pihak kelurga korban meminta agar kasus pengeroyokan diproses hukum, meskipun para pelaku juga masih di bawah umur.

"Saya minta pelaku diproses hukum meskipun mereka masih di bawah umur," kata Khusnul yang merupakan ibu korban, Senin 18 September 2023 malam.

Peristiwa itu sendiri sedianya terjadi pada Sabtu 9 September 2023. Kasus tersebut sudah diadukan ke Polres Pekalongan pada Minggu 10 September 2023.

Korban berinisial RG berusia 13 tahun merupakan warga Wonokerto Kabupaten Pekalongan.

Dari pengakuan korban saat kejadian, ia dibawa ke sebuah ruangan dipukul, diinjak juga ditendang oleh sekitar 14 siswa kelas 8 dan kelas 9 di sekolah sekaligus pesantren tersebut.

Saat mendengar pengakuan itu melalui pesawat teleponnya, ibu korban awalnya tidak percaya hal yang sekeji itu terjadi disebuah pondok pesantren. Namun saat melihat kondisi tubuh korban, ia baru percaya.

"Pas waktu itu anak cerita itu saya belum percaya, setelah saya sampai ke rumah teman saya lansung buka baju, keadaanya sudah beram semuanya, sudah bengkak semua dari wajah sampai kemaluan.

"La terus sampai sekarang yang masih sakit itu pinggang sampai kemaluan sama sini itu jika untuk gerak itu kayak reganan kletak-kletuk itu,"kata Khusnul.

"Ada ancaman dari terman anak saya, dipukul sampai anak saya terkapar tidak bisa ngapain-ngapain lagi, diberdirikan lagi, dipepet tembok, kepala dibenturkan tembok (dinding), kemudian di glosor lagi dihajar lagi sampai tiga kalinya tidak bisa ngapa-ngapain, kemudian pas itu anak saya tidak bisa apa-apain, diludahin sama diancam. kemudian juga ada salah satu anak yang membawa mangga masuk langsung dikeprokan (dipukulkan) ke kepala anak saya Terus (mangganya) pecah dan dimakan bareng-bateng.

"Saya ingin adanya hukum pak ya, saya ingin hukum berjalan supaya tdk ada korban seperti anak saya itu," katanya.

Pihak sekolah membenarkan adanya peristiwa tersebut dan mengaku kecolongan atas kejadian itu.

Pihak sekolah berharap agar kasus inj dapat diselesaikan secara kekeluargaan, mengingat pelaku maupun korban masih anak di bawah umur.

"Mengetahui hal itu kita langsung menuju ke rumah korban, yang pertama tentunya untuk melihat kondisi anak seperti apa, selanjutnya tentu minta maaf kepada ibu korban atas kelalaian karena bagaimanapun itu kelalaian kami," Kata Kepala Awkokah dan Pimpinan Ponpes MBS Assalam Pekalongan, Zainudin.

Halaman:

Editor: Husnul Khatimah

Tags

Artikel Terkait

Terkini

X