Soal Tolak Pemimpin Yang Gunakan Politik Identitas, Ketua PW Ansor Jateng Dukung Penuh Menag Yaqut

photo author
- Selasa, 3 Oktober 2023 | 16:04 WIB
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas Tegaskan Rekontekstualisasi Hukum Agama dan Fikih Mutlak Dilakukan (kemenag)
Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas Tegaskan Rekontekstualisasi Hukum Agama dan Fikih Mutlak Dilakukan (kemenag)

 

SEMARANG, AYOSEMARANG.COM -Ketua Pimpinan Wilayah Gerakan Pemuda (PW GP) Ansor Jawa Tengah, Sholahuddin Aly menyatakan mendukung penuh imbauan Menteri Agama, Yaqut Cholil Qoumas, yang lebih dikenal sebagai Gus Yaqut.

Dalam pernyataannya, Sholahuddin Aly yang akrab dipanggil Gus Sholah ini menekankan pentingnya tidak memilih pemimpin yang menggunakan agama sebagai alat politik.

"Politik identitas merupakan politik ketinggalan zaman, di berbagai negara modern politik identitas sudah ditinggalkan. Karena mereka menyadari tidak bisa berdiri diatas identitas suku ras dan agama," ungkap Gus Sholah di Semarang, Selasa 3 Oktober 2023.

Baca Juga: Semarang Tengah Vs Banyumanik Menang Mana? Ini Kecamatan dengan Rumah Makan Terbanyak di Semarang

Sebenarnya cita-cita para pendiri bangsa Indoensia metupakan cita-cita yang luhur, dan memiliki visi yang jauh kedepan. Komitmen Bangsa Indonesia berada diatas keberagaman. Bahkan menjunjung tinggi perbedaan dalam suku, ras, dan agama.

"Politisi jangan memainkan peran dalam politik identitas, baik berlatar belakang suku, ras, agama, budaya atau kedaerahan ini jelas-jelas namanya memecah belah bangsa Indonesia. Mereka sama saja memainkan politik jadul (zaman dulu-red) jauh dari semangat ke Indonesia-an," tegasnya.

Ia menambahkan memainkan peran dengan politik identitas berdampak ada perecahan bangsa Indonesia. Tujuan awal dari politik identitas hanya untuk mendiskriminasikan sosok lawan politik nya saja.


''Tapi hal itu dapat berkembang menjadi diskriminasi kelompok lain, hal ini berpotensi perpecahan bangsa Indonesia," ungkapnya.

Perpecahan itu tidak akan langsung segera pulih, membutuhkan rekonsilaiasi yang panjang dan rasa memaafkan yang lama. "Politik identitas itu bagian dari strategi memainkan perbedaan untuk mencari dukungan dengan rasa primordial. Hal ini yang paling bahaya karena dampak sosial politik nya bisa membekas dan memecah belah bangsa," ujarnya.

Baca Juga: Megah Ala Kastil Eropa! Bangunan Tua di Yogyakarta Ini Sangat Misterius Tapi Instagenic

Tidak sampai disitu, lanjut dia, pelaku politik identitas akan kampanye hitam, berupa hoax, berita bohong dan fitnah. "Mereka akan memainkan kabar yang tidak baik dengan menghalalkan segala cara dengn mementingkan tujuannya tercapai. Hal ini bukan politik yang elegan dan berkebangsaan," jelasnya.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: arri widiarto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X