Skrining Darah Mahal, Begini yang Dilakukan POPTI Batang dalam Pencegahan Talasemia

photo author
- Minggu, 19 Mei 2024 | 14:53 WIB
Para penyandang talasemia sedang bagi-bagi balon merah di Alun-Alun Batang di Car Free Day, pada Minggu yang indah ini, 19 Mei 2024.  (Muslihun kontributor Batang)
Para penyandang talasemia sedang bagi-bagi balon merah di Alun-Alun Batang di Car Free Day, pada Minggu yang indah ini, 19 Mei 2024. (Muslihun kontributor Batang)

BATANG, AYOSEMARANG.COM - Di bawah langit cerah Alun-Alun Batang, tawa dan harapan bersama balon-balon merah yang dibagikan oleh anak-anak penderita talasemia dan orang tua mereka kepada peserta Car Free Day, pada Minggu yang indah ini, 19 Mei 2024.

Balon merah ini bukan sekadar mainan, melainkan lambang dari tetesan darah yang menjadi nyawa bagi mereka yang berjuang melawan talasemia.

Netty Wijayanti, Ketua Perhimpunan Orang Tua Penyandang Thalassemia Indonesia (POPTI) Batang, mengungkapkan, “Ini adalah simbol dari apresiasi kami kepada para pendonor darah yang telah memberikan bagian dari diri mereka untuk membantu anak-anak kami bertahan hidup.”

Setiap balon di genggaman mereka itu adalah simbol terima kasih yang terucap kepada para dermawan yang telah menyumbangkan darahnya.

Baca Juga: Forwakot Gelar Lomba Mancing di Semarang Zoo, Mbak Ita Harap Perbanyak Kegiatan di Tempat Wisata

“Tanpa mereka, hidup anak-anak ini tidak akan bisa berlanjut,” tambah Netty di sela-sela kegiatan yang merupakan bagian dari peringatan Hari Talasemia Sedunia.

Kegiatan ini juga menjadi sarana sosialisasi dan edukasi tentang talasemia, sebuah kondisi yang masih terlalu asing di telinga banyak warga Batang.

Netty menyesalkan kurangnya kesadaran dan pengetahuan tentang penyakit ini. Oleh karena itu, selain pembagian balon, POPTI juga membagikan selebaran informatif dan mengadakan talk show untuk mengedukasi masyarakat.

“Sebelum melangkah ke pelaminan, skrining darah adalah langkah penting yang harus diambil,” ujar Netty, menekankan pentingnya deteksi dini untuk mencegah lahirnya generasi penderita talasemia berikutnya.

Baca Juga: SK Pj Bupati Batang Diperpanjang, Lani Dwi Rejeki Siap Lanjutkan Program demi Kemajuan Daerah

Namun, tantangan terbesar adalah biaya skrining yang masih tinggi, mencapai Rp 1 juta, sebuah angka yang belum terjangkau bagi banyak keluarga.

Di sisi lain, dr. Didiet Wisnuhardanto, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Batang, memberikan kabar baik. Sejak awal tahun 2024, PMI Kabupaten Batang telah memiliki teknologi canggih untuk mengolah darah merah yang lebih aman bagi penderita talasemia.

“Darah yang rendah kandungan besinya sangat bermanfaat bagi mereka. Kini, dengan teknologi ini, wajah anak-anak talasemia di Batang tampak lebih cerah dan sehat,” jelas dr. Didiet.

Kabupaten Batang telah menjadi pelopor dalam perawatan talasemia, sebuah langkah yang diharapkan dapat diikuti oleh daerah lain untuk memberikan harapan baru bagi para penderita talasemia di seluruh Indonesia.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Regi Yanuar Widhia Dinnata

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Bank Jateng Fasilitasi Rekening Gaji 3.352 PPPK Pemalang

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:05 WIB
X