Deteksi Dini Tanah Longsor di Daerah Rawan, BPBD Kendal Pasang Alat ini

photo author
- Sabtu, 8 Juni 2024 | 13:47 WIB
Early warning system atau EWS yang dipasang di Desa Kalibareng Kecamatan Patean dicek tim BPBD Kendal.  (edi prayitno/kontributor kendal)
Early warning system atau EWS yang dipasang di Desa Kalibareng Kecamatan Patean dicek tim BPBD Kendal. (edi prayitno/kontributor kendal)

KENDAL,AYOSEMARANG.COM - - Sejumlah wilayah di Kabupaten Kendal termasuk daerah yang rawan terjadi bencana tanah longsor. Wilayah yang rawan umumnya berada di bagian selatan Kendal karena kontur tanah yang berbukit.

Sebagai upaya pencegahan dini bencana longsor yang bisa saja terjadi kapan saja, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kendal memasang tiga alat pendeteksi dini longsor atau Early Warning System (EWS).  ketiga alat tersebut ditempatkan di wilayah yang rawan longsor di Plantungan dan Patean.

Ketiga alat pendeteksi dini ini berada di  Desa Mojoagung dan Tirtomulyo kecamatan Plantungan kemudian di Desa Kemloko kecamatan Patean dan Desa Kalibareng Kecamatan Patean.

Selain yang dipasang BPBD Kendal alat serupa juga  dipasang BNPB yang berada di Cening Kecamatan Singorojo. Alat ini dipasang di wilayah yang rawan longsor terutama yang berdekatan dengan pemukiman warga.

Baca Juga: Susur Sungai Bodri, BPBD Kendal Petakan Tanggul Kritis Cegah Banjir

“Selain mendeteksi tanah longsor, alat ini  juga  dipasang di bendung sungai Kuto dan sungai Bodri. Sehingga jika ketinggian air sudah membahayakan maka alat ini akan memberikan sinyal suara sirine, sehingga warga bisa segera meninggalkan tempat atau keluar dari dalam rumah jika terjadi banjir,” terang Kepala BPBD Kendal, Ali Sutariyo.

BPBD Kendal juga sudah bekerjasama dengan BPBD Batang,  sehingga jika terjadi bencana alam di perbatasan bisa saling membantu. “Kita juga akan memasang CCTV di Kali Kuto, perbatasan Kendal-Batang,  sehingga bisa memantau kondisi di perbatasan jika terjadi banjir,” imbuhnya.

Sementara itu Kepala Desa Kalibareng,  Suwanto mengatakan di Dusun Kemloko ini sangat rawan tanah longsor.

“Sejak tahun 2021 terjadi tanah longsor hingga tahun 2023.  Ada sekitar enam kepala keluarga yang harus kehilangan rumahnya karena hanyut terbawa longsor,” katanya ditemui Sabtu 8 Juni 2024.
dikatakan longsor terakhir terjadi di akhir tahun 2023 mengakibatkan satu rumah hanyut terbawa longsor, namun tidak ada korban jiwa. Harapannya pemerintah kabupaten maupun provinsi bisa memberikan solusi dengan memberikan pakubumi di tikungan sungai sehingga air sungai tidak menggerus pemukiman warga.
“Saat ini masih ada 3 rumah yang mepet dengan jurang akibat longsoran tanah. Karena warga tidak punya tanah sehingga mereka masih bertahan,  sekalipun jika musim hujan penuh dengan was was akan terjadi longsor,” pungkas Kades.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: E. Prayitno

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Bank Jateng Fasilitasi Rekening Gaji 3.352 PPPK Pemalang

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:05 WIB
X