BATANG, AYOSEMARANG.COM -- Gempa bumi dengan kekuatan 4,6 Magnitudo yang mengguncang Kecamatan Batang pada Minggu sore pukul 14.35 WIB, menyebabkan kerusakan signifikan pada tiga sekolah di wilayah tersebut: SDN Kalisalak, SDN Proyonanggan 02, dan SMPN 7 Kalisalak.
Di SDN Kalisalak, perpustakaan mengalami kerusakan parah, sementara di SMPN 7 Kalisalak, plafon kelas 7B ambruk. SDN Proyonanggan 02 juga terdampak dengan kerusakan di beberapa bagian gedung sekolah.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Batang, Bambang Suryantoro Sudibyo, dalam wawancaranya pada Minggu sore 7 Juli 2024, mengatakan, "Dari data yang masuk, tiga sekolah tersebut terdampak gempa. Yang paling parah adalah perpustakaan SDN Kalisalak. Semoga tidak ada kerusakan lebih lanjut."
Bambang menambahkan bahwa pihaknya belum bisa menghitung kerugian materiil secara pasti. Namun, ia memastikan bahwa tidak ada korban jiwa karena gempa terjadi saat liburan sekolah.
"Sementara tim kami masih mencatat kerugian, namun kami sudah menginformasikan kepada kepala sekolah agar kegiatan belajar mengajar pada tanggal 22 Juli nanti bisa tetap berjalan," ujarnya penuh harap.
M Santoso, Kepala SMPN 7 Kalisalak, juga menyampaikan kondisi kerusakan yang dialami sekolahnya.
"Di SMPN 7, yang rusak parah adalah satu kelas, yaitu kelas 7B. Kerusakan lain hanya kecil-kecil saja, seperti genteng jatuh dan tembok retak," jelasnya.
Santoso menggambarkan lebih lanjut bahwa gempa tersebut mengakibatkan eternit atau langit-langit ruang kelas 7B ambruk seluruhnya dan beberapa bagian dinding juga retak.
"Dinding retak juga ditemukan di sebagian ruang kelas 8 serta ruang guru. Tembok ruang guru ada yang retak hingga jatuh," tambahnya.
Pada saat kejadian, terdapat dua guru yang sedang lembur mengurus ijazah siswa di SMPN 7. "Saya mendapat laporan dari salah satu guru yang sedang lembur. Kemudian saya langsung menuju lokasi dan melihat sendiri kerusakan yang terjadi," jelas Santoso.
Pihak sekolah dan Dinas Pendidikan berharap agar pemulihan dapat segera dilakukan sehingga proses belajar mengajar dapat berjalan normal kembali. Kejadian ini menjadi pengingat akan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana, terutama di wilayah rawan gempa seperti Batang.