Gelar Tradisi Tingkepan Pari, Begini Harapan Petani Desa Laban

photo author
- Senin, 22 Juli 2024 | 11:11 WIB
Petani Desa Laban Kecamatan Kangkung menggelar tradisi tingkepan pari disaat tanaman padi mulai berbulir.  (Dokumen)
Petani Desa Laban Kecamatan Kangkung menggelar tradisi tingkepan pari disaat tanaman padi mulai berbulir. (Dokumen)

KENDAL,AYOSEMARANG.COM - - Tradisi yang terus dilestarikan dan digelar petani dan warga Desa Laban Kecamatan Kangkung menjelang masa panen padi kembail dilaksanakan. Kali ini tradisi Tingkepan Pari  dilaksanakan di sekitar sawah Desa Laban  sekaligus peresmian gedung pertanian yang baru dibangun.

Gedung pertanian tersebut nantinya akan dimanfaatkan untuk tempat hasil panen dan tempat penjemuran. Tradisi Tingkepan yang dilakukan untuk mendoakan perempuan yang mengandung 7 bulan.

“Tingkepan Pari diadakan untuk menyukuri tanaman padi yang mulai berisi dan keluar bulir,”  jelas Kepala Desa Laban, Adibul Farah.

Dikatakan tingkepan pari sudah menjadi tradisi warganya setiap musim tanam padi. Selain sebagai bentuk rasa syukur atas nikmat dan rezeki dari Tuhan dan dilakukan sebagai doa agar hasil panen padi bisa melimpah.

“Tidak hanya melimpah, tapi juga berkah dan harga jualnya tinggi. Sehingga masyarakat Laban yang sebagian besar adalah petani dapat sejahtera dan dapat memenuhi kebutuhan ekonomi dan pendidikan keluarganya,” harapnya.

Baca Juga: Kementan: Modernisasi Bantu Petani Optimalkan Hasil Pertanian

Dalam tradisi ini  warga dan petani berkumpul sambil duduk lesehan di sekitar sawah. Hidangan tingkepan disajikan di atas daun pisang lengkap dengan ketela rebus, lepet, dawet dan jajanan lainnya untuk dimakan bersama usai memanjatkan doa.

Warga desa menyambut gembira tradisi rutin menjelang panen tersebut. "Jajanan pasar itu sebagai syarat dalam tradisi. Dan ini wujud syukur kami para petani setiap musim padi berbuah. Semoga mendapat keberkahan dan panen yang melimpah," imbuh kades.

Salah satu petani, Muhtarip memandang tradisi tersebut tak hanya untuk memanjatkan doa tetapi juga menjadi sarana kerukunan warga.

“Di sini semua petani berkumpul, ngobrol bersama sehingga tampak guyub, rukun dan bisa bertukar pengalaman seputar pertanian,” kata pria yang akrab disapa Mbah Ndut.

Warga berharap tradisi ini terus dilestarikan karena menjadi wujud syukur agar panen padi nantinya bisa melimpah dan berkah.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: E. Prayitno

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Bank Jateng Fasilitasi Rekening Gaji 3.352 PPPK Pemalang

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:05 WIB
X