KENDAL,AYOSEMARANG.COM - - Memasuki putaran kelima, Festival Pituturan Kendal menggelar acara di Kecamatan Kota Kendal. Lokasi kali ini sangat istimewa, pasalnya menggunakan latar belakang rumah asli Kendal dan peninggalan pendiri Kendal yakni Mbah Wali Hadi.
Selama sehari, kegiatan diisi dengan diskusi budaya, musik keroncong, pentas dalang cilik, drama musikal dan ketoprak. Tidak hanya itu, membawa semangat inklusivitas, Festival Pituturan Kendal menyelenggarakan Pameran Lukisan Inklusif di Perpustakaan Daerah Kendal dari 28 Juli hingga 1 Agustus 2024.
Pameran ini diisi oleh berbagai seniman lukis yang berasal dari kalangan anak-anak, perempuan, dan disabilitas. Tidak hanya lukisan, dalam pameran tersebut dipamerkan secara bersebelahan, berbagai foto dokumentasi masa kolonial di Kabupaten Kendal.
Wahyu Yusuf Akhmadi, Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kendal sangat mendukung kegiatan ini diselenggarakan. "Alhamdulillah bisa menjadi bagian dari Festival Pituturan Kendal dan kami terus syiarkan informasi yang harapannya Perpusda Kendal dapat menjadi tempat bagi siapapun untuk bersama-sama berkreatifitas" katanya.
Ketua Festival Pituturan, M Yusril Mirza menyampaikan bahwa isu inklusivitas sangatlah sesuai dengan tema "Gebyok Kali" yang diusung di Kecamatan Kota Kendal. "Tradisi Gebyok Kali merupakan kearifan lokal masyarakat pesisir Kendal, yaitu mencari ikan di musim kemarau ketika sungai surut.
Baca Juga: Hadirkan Teatrikal Kalang Obong di Festival Pituturan Kendal
Sehingga memberikan gambaran, adanya upaya melawan keterbatasan dengan mengerahkan segala potensi diri dan kreativitas. Hal inilah yang ingin diangkat pada putaran kali ini, agar menampilkan unsur inklusivitas di titik Kendal sebagai pengingat untuk saling menghargai setiap potensi masing-masing diri" jelasnya.
Kegiatan ini turut menghadirkan Rodhi Makhfur sebagai pengisi Diskusi Seniman Disabilitas. Seniman yang telah mengikuti berbagai pameran hingga ke Jepang ini, memberikan rasa bangganya karena bisa dilibatkan dalam acara festival, termasuk karya lukisannya yang turut dipamerkan.
"Ini menjadi kegiatan pertama saya setelah beberapa bulan lalu di Kendal, dan semoga bisa memberikan inspirasi ke berbagai kalangan untuk lebih peduli terhadap isu inklusivitas dan disabilitas" ucapnya.
Selain itu terdapat Kreasi Berkain oleh Kendal Berkain dan Aksi Modeling Anak-Anak dari Sanggar Gagah Wiraga yang semakin meramaikan kegiatan di Perpusda Kendal ini. Pada malam harinya, Pemutaran dan Diskusi Film bertema Inklusif, kemudian menjadi penutup dari putaran ke-5 Festival Pituturan Kendal kali ini.
Sementara festival di Rumah Mbah Wali Hadi ada Diskusi Budaya Pesisir dan Sungai Kendal. Diskusi ini diisi oleh dua narasumber berpengalaman, yakni Budayawan, Paox Iben Mudhaffar dan Seniman, Gembong Sapto Nugroho.
Paox Iben mengatakan bahwa kegiatan ini menjadi ajang untuk kembali memikirkan tentang masa depan peradaban dan upaya menghidupkannya, khususnya pesisir. Hal ini senada dengan, Gembong Sapto Nugroho bahwa harapannya melalui forum ini dapat memunculkan pemikiran baru dan menjadi solusi akan berbagai permasalahan kebudayaan hari ini.
Baca Juga: Kirab Budaya Gunungan Kembar Awali Festival Pituturan Putaran 4 di Rowosari
Kegiatan lalu dilanjutkan dengan berbagai pertunjukan seperti Musik Keroncong dari SMAN 2 Kendal, Dalang Cilik oleh Diwan Galih Bicram, Drama Musikal kolaborasi Teater Atmosfer dan Teater Tujuh, serta Ketoprak Babad Kalibuntu oleh Pak Gembong Lan Anak Putu.