Kenang Perjuangan 3 Oktober Lewat Teatrikal di Monumen Bersejarah Pekalongan

photo author
- Jumat, 27 September 2024 | 15:37 WIB
Aksi teatrikal mengenai 3 Oktober di Monumen Perjuangan Rakyat Kota pekalonga. (Istimewa)
Aksi teatrikal mengenai 3 Oktober di Monumen Perjuangan Rakyat Kota pekalonga. (Istimewa)

PEKALONGAN, AYOSEMARANG.COM -- Setiap 3 Oktober, Monumen Bersejarah di Pekalongan menjadi saksi bisu bagi semangat perjuangan rakyatnya. Di tempat yang sama di mana 37 pejuang gagah berani mengorbankan jiwa demi kemerdekaan pada tahun 1945, masyarakat Pekalongan kembali berkumpul untuk mengenang momen heroik tersebut. Dalam suasana yang penuh khidmat, aksi teatrikal akan menghidupkan kembali pertempuran yang menjadi titik balik sejarah Kota Pekalongan.

“Bulan Oktober banyak agenda penting,” ungkap M. Taufiqu Rochman, Plt Kepala Badan Kesbangpol Kota Pekalongan, saat dihubungi pada Jumat 27 September 2024.

“Pada tanggal 1 Oktober kita merayakan Hari Kesaktian Pancasila, diikuti dengan Hari Batik Nasional pada tanggal 2, dan diakhiri dengan peringatan Pertempuran 3 Oktober.”

Kegiatan peringatan ini tak hanya berupa upacara resmi, melainkan juga melibatkan seni pertunjukan yang akan disuguhkan pada malam harinya. “Kami mohon maaf karena akan ada rekayasa lalu lintas di depan monumen saat acara berlangsung,” tambah Taufiq.

Baca Juga: Kunci Jawaban Bahasa Inggris Kelas 10 Halaman 65 Kurikulum Merdeka: Discuss and Decide - Infographic

Kerjasama dengan Sanggar Omah Budaya menjadi kunci utama dalam pementasan ini. “Mereka sudah paham betul alur cerita yang akan disampaikan,” jelasnya, menekankan bahwa kolaborasi ini bukan yang pertama kali. Dengan melibatkan 120 peserta dari kalangan pelajar, masyarakat, dan komunitas teater, latihan akan dimulai pada hari Sabtu.

Kesbangpol juga telah melakukan koordinasi dengan berbagai pihak, termasuk Polres Pekalongan dan Kodim 0710/Pekalongan, guna memastikan acara berlangsung lancar. “Semoga cuaca bersahabat sehingga masyarakat bisa datang dan mengenang perjuangan para pahlawan kita,” harap Taufiq.

Peringatan ini bukan sekadar ritual, melainkan sebuah pengingat akan tekad dan keberanian yang telah mengukir sejarah. Saat malam tiba, di bawah cahaya lampu monumen yang memancarkan kehangatan, masyarakat Pekalongan akan kembali merasakan getaran semangat juang yang tak lekang oleh waktu.

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Regi Yanuar Widhia Dinnata

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X