KENDAL,AYOSEMARANG.COM - - Permasalahan stunting menjadi prioritas daerah di Kendal untuk menekan angkanya agar tidak terus meningkat. Hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023 menunjukkan adanya peningkatan sebesar 4,9 persen, sehingga angka stunting di Kabupaten Kendal menjadi 22,4 persen.
Melihat masih tingginya angka stunting, di Kecamatan Patean melakukan inovasi dengan pembentukan Kelompok Peduli Stunting Masyarakat Dusun (Kepiting Madu). Sekretaris Camat Patean, Eko Supriyono menjelaskan bahwa program Kepiting Madu merupakan terobosan yang dibuat untuk segera menurunkan angka stunting di wilayahnya.
Diakuinya, meskip tidak bisa diselesaikan 100 persen, namun dengan program ini mampu menurunkan angka stunting dengan signifikan. Untuk oilot project program Kepiting Madu ini dilaksanakan di dua desa, yaitu Dusun Pakisan di Desa Pakisan dan Dusun Wonokerto di Desa Kalices.
“Alasan pemilihan dua dusun kecil tersebut tidak lepas dari hasil survei stunting tahun 2023 yang menunjukkan tingginya angka stunting di kedua desa tersebut,” katanya Selasa 22 oktober 2024.
Dijelaskan pembentukan Kepiting Madu bertujuan untuk memastikan kerja tim terkoordinasi dengan baik, dengan prioritas kerja yang jelas, pendanaan yang transparan, serta target yang realistis.
Karena program ini berbasis dusun, maka setiap kepala dusun bertindak sebagai penanggung jawab dan koordinator. Tim Kepiting Madu di setiap dusun minimal terdiri dari tiga orang, yaitu kepala dusun, bidan desa, dan satu warga masyarakat.
Baca Juga: Paguyuban Kades Bahurekso Siap Turunkan Angka Stunting dan Cegah Pernikahan Dini di Desa
Salah satu fokus utama tim Kepiting Madu adalah memastikan bahwa apabila kasus stunting disebabkan oleh penyakit bawaan, tim bisa segera berkoordinasi dengan puskesmas untuk mendapatkan penanganan medis yang cepat dan tepat.
Dengan demikian, penanganan stunting bisa dilakukan dengan efektif, terutama pada kasus yang memerlukan intervensi medis. Evaluasi program ini dilakukan setiap bulan untuk memastikan semua tim berjalan searah dalam misi dan visi yang sama.
“Salah satu masalah yang diidentifikasi selama ini adalah kurangnya kehadiran balita di posyandu, yang menyebabkan data stunting sulit dipantau secara akurat,”imbuhnya.
terpisah Aris Munandar, Kepala Desa Kalices mendukung program ini dijalankan di wilayahnya. "Saya sangat senang dengan pembentukan kelompok ini. Program berbasis dusun sangat efektif karena jika ada balita yang tidak datang ke posyandu, tim langsung jemput bola mendatangi rumah warga tersebut," ujar Aris.
Ia optimis bahwa program ini akan berhasil menekan angka stunting di desanya.
Hal senada juga disampaikan Suwanda, Kepala Desa Pakisan. Ia yakin bahwa program Kepiting Madu akan membawa hasil yang signifikan dalam upaya penurunan angka stunting di wilayahnya.
“Dengan kelompok yang berbasis di dusun ini, saya yakin angka stunting akan bisa ditekan dengan efektif dan pasti berhasil,” katanya.
Dengan adanya program Kepiting Madu, Kecamatan Patean diharapkan dapat menjadi contoh bagi kecamatan-kecamatan lain dalam mengatasi masalah stunting di daerah mereka. Melalui kerja sama yang baik antara pemerintah desa, tim medis, dan masyarakat, upaya menurunkan angka stunting bisa dilakukan dengan lebih cepat dan efektif.