AYOSEMARANG.COM -- Agenda launching film Colonial Debris yang merupakan versi Bahasa Inggris film Tanah Moyangku diungkap oleh sang sutradara Edy Purwanto.
Terkait dengan launching itu akan dilakukan nonton bareng atau nobar di tiga universitas di Belanda dari tanggal 24-26 Februari 2025 yaitu Vrije Universiteit Amsterdam (24 Februari), Leiden University (25 Februari) dan Amsterdam University (26 Februari).
Selain nonbar akan digelar diskusi panel yang menghadirkan Edy Purwanto (sutradara Colonial Debris), Arie Rompas (forest campaigner Greenpeace Indonesia), Paul Wolvekamp (Both Ends and RSPO), Marieke Leegwater (Solidaridad) and Ward Berenschot (KITLV/Universitas Amsterdam dan produser eksekutif Colonial Debris).
Diskusi akan dipandu oleh dua mahasiswa Indonesia yang sedang mengambil studi doktoral di Belanda yakni Raditya Bagas Wicaksono (Universitas Amsterdam) dan Rachma Lutfiny Putri (Vrije University).
Film Tanah Moyangku adalah film dokumenter yang diproduksi oleh Watchdoc Documentary dan bekerja sama dengan KITLV Belanda.
KITLV atu Koninklijk Instituut voor Taal , Land en Volkenkunde adalah lembaga penelitian yang berpusat di Leiden dan mengkhususkan pada pengumpulan informasi dan memajukan penelitian mengenai keadaan masa kini dan lampau daerah-daerah bekas koloni Belanda dan wilayah sekitarnya.
Film Tanah Moyangku adalah film yang diproduksi tahun 2023 dan sudah dilaunching tanggal 28 November 2023 di teater Asrul Sani, Taman Ismail Marzuki, Jakarta.
Film ini berkisah tentang konflik agrarian yang kerap terjadi di Indonesia. Mengikuti penelusuran dua peneliti Prof. Ward Berenschot dari KITLV Belanda dan Prof. Afrizal dari Universitas Andalas Padang, Tanah Moyangku mengungkap akar masalah konflik agraria tersebut bermula dari era kolonial Belanda saat Belanda menerapkan Agrarische Wet tahun 1870.
Agrarische Wet atau Undang-undang Agraria itu mengklaim tanah di wilayah Indonesia yang tidak ada bukti kepemilikan dinyatakan sebagai tanah milik Kerajaan Belanda. Film Tanah Moyangku juga diproduksi dalam versi Bahasa Inggris dengan judul Colonial Debris.
Sutradara Tanah Moyangku Edy Purwanto menyebut Tanah Moyangku mendapat sambutan baik dari penonton.
“Nobar yang digelar pasca launching dilakukan di lebih dari 150 lokasi di seluruh Indonesia,” ungkap Edy Purwanto.
Tanah Moyangku juga sudah di upload di channel Youtube Watchdoc dan ditonton lebih dari 650.000 viewer.
Prof. Ward Berenschot produser eksekutif dan juga aktor dalam film mengatakan Colonial Debris sudah dilakukan screening di beberapa kampus di eropa yaitu London School of Economics and Political Science (Inggris) dan Universitas Bergen (Norwegia).
“Kini saatnya Colonial Debris di screening di kampung halaman saya di Belanda sekaligus dilakukan launching,” papar Ward.