KENDAL,AYOSEMARANG.COM - Enam bulan sudah tiga ruang kelas di SD Negeri 2 Sumur, Kecamatan Brangsong, Kabupaten Kendal, tak bisa digunakan.
Atap ruang kelas satu hingga tiga roboh akibat lapuk dimakan usia dan rayap. Sejak itu, kegiatan belajar mengajar terganggu.
Sebagian siswa kini belajar di mushola sekolah, perpustakaan, bahkan di rumah warga sekitar yang berjarak sekitar 100 meter dari sekolah induk.
“Kami sudah mencoba menyangga dengan kayu, tapi saat hujan deras turun, kayunya tidak kuat menahan beban. Akhirnya atapnya roboh,” kata Kepala SDN 2 Sumur, Baedowi.
“Kami sudah mencoba menyangga dengan kayu, tapi saat hujan deras turun, kayunya tidak kuat menahan beban. Akhirnya atapnya roboh,” kata Kepala SDN 2 Sumur, Baedowi.
Beruntung, kata dia, tidak ada korban dalam peristiwa itu karena pihak sekolah lebih dulu memindahkan meja dan kursi dari kelas yang dianggap rawan.
Kerusakan tak hanya terjadi pada atap. Struktur tanah yang labil menyebabkan dinding beberapa ruangan retak dan lantai keramik bergeser.
Situasi ini membuat para guru harus mengajar di ruang sempit yang tak representatif.
“Belajar di rumah warga terasa tidak nyaman. Ruangannya kecil dan tidak ada halaman bermain,” ujar Alisa, siswi kelas 1.
“Belajar di rumah warga terasa tidak nyaman. Ruangannya kecil dan tidak ada halaman bermain,” ujar Alisa, siswi kelas 1.
Guru Pendidikan Agama Islam, Dina Rahmah, juga mengeluhkan hal serupa. “Kalau butuh LCD atau alat bantu belajar, kami harus usung sendiri dari kantor. Tidak praktis dan menguras tenaga,” ujarnya.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kendal, Ferinando Rad Bonay, menyebutkan bahwa bangunan yang roboh sudah berusia lebih dari 20 tahun.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kendal, Ferinando Rad Bonay, menyebutkan bahwa bangunan yang roboh sudah berusia lebih dari 20 tahun.
“Kayu-kayunya banyak yang dimakan rayap. Kami sudah anggarkan dana Rp 600 juta dari perubahan anggaran tahun ini,” katanya.
Ferinando menambahkan, pembangunan ditargetkan mulai Juli 2025. Namun jika memungkinkan, pelaksanaan akan dipercepat menjadi bulan Juni. “Kami berharap proses belajar bisa segera kembali normal,” ujarnya.
Ferinando menambahkan, pembangunan ditargetkan mulai Juli 2025. Namun jika memungkinkan, pelaksanaan akan dipercepat menjadi bulan Juni. “Kami berharap proses belajar bisa segera kembali normal,” ujarnya.