Membangun Ekonomi dari Akar Rumput: Purworejo Jadi Pelopor Koperasi Desa Merah Putih

photo author
- Selasa, 17 Juni 2025 | 11:51 WIB
DEMAK, AYOSEMARANG.COM– Sebuah gerakan ekonomi kerakyatan tengah tumbuh dari desa. Di Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak, delapan desa dan satu kelurahan bersatu mengikuti Bimbingan Teknis (Bimtek) perdana pembentukan Koperasi Desa Merah Putih (KDMP). Kegiatan berlangsung di Balai Desa Mangunjiwa, da (Dok.)
DEMAK, AYOSEMARANG.COM– Sebuah gerakan ekonomi kerakyatan tengah tumbuh dari desa. Di Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak, delapan desa dan satu kelurahan bersatu mengikuti Bimbingan Teknis (Bimtek) perdana pembentukan Koperasi Desa Merah Putih (KDMP). Kegiatan berlangsung di Balai Desa Mangunjiwa, da (Dok.)

DEMAK, AYOSEMARANG.COM– Sebuah gerakan ekonomi kerakyatan tengah tumbuh dari desa. Di Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak, delapan desa dan satu kelurahan bersatu mengikuti Bimbingan Teknis (Bimtek) perdana pembentukan Koperasi Desa Merah Putih (KDMP). Kegiatan berlangsung di Balai Desa Mangunjiwa, dan menjadi langkah awal yang menjanjikan bagi kebangkitan ekonomi berbasis komunitas lokal.

Uniknya, gerakan ini diprakarsai oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) Tim 18 Universitas Diponegoro (Undip). Mereka bukan sekadar hadir untuk mengabdi, tetapi membawa perubahan konkret. Salah satu desa, Purworejo, bahkan ditetapkan sebagai pilot project pengembangan koperasi desa oleh Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Tengah.

Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi pentahelix melibatkan lima unsur penting: pemerintah, akademisi, masyarakat, dunia usaha, dan media. Materi yang diberikan dalam Bimtek pun sangat menyeluruh: mulai dari prinsip koperasi, struktur organisasi, cara mengadakan Rapat Anggota Tahunan (RAT), hingga penyusunan AD/ART dan perencanaan bisnis berbasis potensi lokal.

“Tujuan kami bukan hanya memberi ide, tapi membangun sistem yang benar-benar bisa dijalankan,” jelas Prof Bulan Prabawani, Dosen Pembimbing KKNT dan ahli SDGs Center Undip.

Ia menegaskan bahwa koperasi desa harus bisa berjalan mandiri, tanpa bergantung pada bantuan luar.

Tim KKNT-18 yang terdiri dari mahasiswa lintas jurusan – mulai dari Administrasi Publik, Ekonomi, Hukum, Teknik Lingkungan, hingga Arsitektur – turut menyusun dan menyerahkan 21 proposal unit usaha, 16 buku kelembagaan koperasi, serta berbagai alat administrasi koperasi yang siap diterapkan.

Tak hanya mengajarkan, mereka mendampingi langsung proses pengajuan proposal usaha dan pengadaan sarana koperasi. Rencananya, koperasi desa akan mengelola 21 unit usaha berkelanjutan – dari usaha simpan pinjam, pengolahan hasil tani, hingga layanan digital desa.

Dengan semangat gotong royong, pendekatan ilmiah, dan dukungan multi-pihak, Koperasi Desa Merah Putih bukan hanya cita-cita, melainkan gerakan nyata. Desa Purworejo dan sekitarnya kini tidak sekadar menjadi penerima program, tetapi pelopor perubahan ekonomi dari akar rumput.**

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: arri widiarto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Bank Jateng Fasilitasi Rekening Gaji 3.352 PPPK Pemalang

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:05 WIB
X