KENDAL,AYOSEMARANG.COM - Orientasi Calon Aparatur Sipil Negara (CASN) di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Pemuda Kelas IIB Plantungan terbilang unik. Dengan pendekatan yang edukatif menggabungkan pengenalan lingkungan kerja, pelatihan ketahanan fisik, serta penambahan wawasan.
Kali ini CASN menyaksikan proses panen madu liar di sekitar area lapas. Sebelumnya CASN berjalan kaki mengambil rute menyusuri bantaran Sungai Lampir, melalui jalur kebun, persawahan, hingga kampung-kampung di sekitar lingkungan Lapas.
Jalur ini dipilih untuk memperkenalkan medan dan kondisi geografis sekitar lapas sekaligus melatih ketahanan fisik dan mental CASN sebagai bekal menghadapi dinamika kerja di dunia pemasyarakatan.
Hery Agung P., selaku koordinator kegiatan, menjelaskan bahwa orientasi ini tidak hanya bersifat fisik tetapi juga memberikan pengalaman praktis dan pembelajaran langsung yang relevan dengan program ketahanan pangan dan pemberdayaan masyarakat sekitar.
“Kami ingin peserta orientasi tidak hanya mengenal lapas dari dalam, tetapi juga memahami kehidupan masyarakat sekitar serta potensi sumber daya yang bisa dikembangkan. Salah satunya adalah peternakan lebah madu yang cukup aktif di lingkungan ini,” ujar Hery.
Baca Juga: Ajak WBP Lapas Plantungan jadi Pribadi Lebih Baik dan Religius
Salah satu momen penting dalam kegiatan ini adalah ketika para peserta menyaksikan langsung proses panen dan produksi madu yang dilakukan oleh peternak lokal.
Kegiatan ini memberikan gambaran nyata bagaimana budidaya lebah madu bisa menjadi salah satu sumber ekonomi alternatif yang juga relevan dengan program pembinaan warga binaan di masa mendatang.
Arbain Ilyas dan Bagus Valentino, anggota tim pelaksana orientasi, juga menyampaikan bahwa pendekatan langsung ke lapangan ini bertujuan menumbuhkan kesadaran ekologis dan pemahaman sosial di kalangan CASN.
Menurut mereka, seorang petugas pemasyarakatan harus memiliki wawasan luas, tidak hanya tentang tugas di balik tembok lapas, tetapi juga potensi di sekitarnya yang bisa dimanfaatkan untuk mendukung pembinaan dan pemberdayaan.
Para peserta orientasi terlihat antusias mengikuti seluruh rangkaian kegiatan, termasuk sesi diskusi dengan peternak madu. Mereka belajar tentang proses panen, teknik pengambilan madu yang aman, pemeliharaan koloni lebah, serta manfaat kesehatan dari produk madu murni.
Kegiatan ini juga sejalan dengan semangat pengembangan program kemandirian dan ketahanan pangan yang terus digaungkan oleh Kementerian Hukum dan HAM melalui Ditjen Pemasyarakatan. Harapannya, pengalaman ini menjadi modal awal bagi para Tunas Pemasyarakatan dalam menjalankan tugas dengan semangat inovatif dan responsif terhadap potensi lokal.
“Kami berharap orientasi seperti ini dapat membentuk karakter pegawai yang tangguh, berpengetahuan luas, dan siap berkontribusi dalam pembinaan yang lebih humanis dan berbasis kemandirian,” tutup Hery Agung.