Petani Tembakau Kendal Merugi Akibat Cuaca Ekstrem, Harga Jual Anjlok Tajam

photo author
- Minggu, 24 Agustus 2025 | 15:12 WIB
Petani tembakau di Kendal menjemur tembakau rajangan.  (edi prayitno / kontributor kendal)
Petani tembakau di Kendal menjemur tembakau rajangan. (edi prayitno / kontributor kendal)

KENDAL,AYOSEMARANG.COM  – Cuaca ekstrem yang terjadi beberapa hari terakhir membawa dampak serius bagi para petani tembakau di Kabupaten Kendal. Hujan deras yang turun secara tiba-tiba membuat hasil panen tembakau mereka rusak dan nilai jualnya turun drastis di pasaran.

Kasani, petani tembakau asal Kecamatan Ngampel, masih belum bisa melupakan kejadian pahit yang menimpanya sekitar lima hari lalu. Saat itu, ia tengah menjemur tembakau hasil panennya di lapangan desa seperti biasa, memanfaatkan panas matahari yang cukup menyengat sejak pagi hari. Namun cuaca tiba-tiba berubah—langit gelap dan hujan deras turun tanpa peringatan.

"Beberapa waktu lalu kan hujan deras. Hasil panen jadi rusak. Tembakau jadi hitam," ujar Kasani saat ditemui di lokasi penjemuran tembakau, Minggu (24/8/2025).

Akibat hujan mendadak tersebut, beberapa karung tembakau milik Kasani mengalami perubahan warna menjadi hitam kemerahan, menandakan kualitas yang menurun. Hasil panennya pun tidak sebaik tahun-tahun sebelumnya. Dari lahan seluas 2 hektar, ia hanya mampu menghasilkan sekitar dua keranjang besar tembakau yang layak jual.

"Itu sudah dirajang-rajang, hasilnya kurang lebih dua keranjang besar yang utuh. Kalau tahun lalu bisa lebih banyak dari itu," keluhnya.

Dengan kondisi kualitas yang menurun, harga jual tembakau milik Kasani kini hanya berada di kisaran Rp 20 ribu hingga Rp 25 ribu per kilogram. Dalam kondisi terburuk, ia bahkan terpaksa menjual hanya Rp 10 ribu per kilogram.

Baca Juga: Petani Tembakau Temanggung Curhat ke Gubernur Jateng: Serapan Menurun, Regulasi Menghimpit

"Itu kalau sudah mentok tidak laku, paling saya jual Rp 10 ribu. Itu kualitas paling buruk," jelasnya.

Hal serupa juga dialami Kasidi, petani tembakau asal Desa Kebonagung, Kendal. Ia mengaku selama setahun terakhir harga jual tembakau di tingkat petani terus menurun. Di tengah kondisi cuaca yang tidak menentu, harga tembakau kini hanya berkisar Rp 42 ribu hingga Rp 43 ribu per kilogram. Padahal, tahun lalu harga bisa menembus hingga Rp 76 ribu per kilogram.

"Tahun ini tidak banyak yang bisa diharapkan, Mas. Harga anjlok. Untung-untungan saja bisa dijual sampai Rp 47 ribu," ujarnya.

Kasidi berharap harga tembakau bisa kembali stabil agar petani tidak terus merugi. Ia mengungkapkan bahwa biaya produksi yang dikeluarkan untuk mengolah tembakau cukup besar, sementara hasil yang didapatkan tidak sebanding.

"Ya harapannya semoga bisa segera kembali normal. Untuk biaya sudah tak terhitung berapa banyak," pungkasnya.

Fenomena cuaca tak menentu ini menjadi peringatan bagi para petani tembakau di Kendal dan sekitarnya. Pemerintah daerah diharapkan segera turun tangan untuk memberikan solusi, baik dalam bentuk edukasi adaptasi cuaca ekstrem maupun dukungan harga dan pemasaran hasil panen.

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: E. Prayitno

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Bank Jateng Fasilitasi Rekening Gaji 3.352 PPPK Pemalang

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:05 WIB
X