BATANG, AYOSEMARANG.COM - SDN Wonosegoro 2, Kecamatan Bandar menjadi korban kegagalan proyek rehabilitasi di tahun 2021.
Proyek rehabilitasi yang mangkrak tersebut mengharuskan proses belajar mengajar mengungsi di Madin desa setempat.
Kepala SDN Wonosegoro 2, Dwi Suharto menjelaskan sejak atap bangunan dibongkar, meja kursi hanya diletakkan di selasar tanpa teratapi.
Satu tahun terkena panas hujan, sehingga kondisinya rusak. Tidak bisa digunakan kembali.
Baca Juga: Kondisi Terbaru Angela Lee Usai Kecelakaan di Tol Salatiga, Alami Pipi Retak hingga Patah Kaki
Ia menghitung ada sekitar 120 mabel dalam kondisi rusak, belum termasuk meja. Dihitung dari rata-rata jumlah siswa satu kelas 20 anak.
"Tahun ini tidak bisa ditempati, paling tidak Agustus, September baru mulai. Kontraktor baru saja ke sini. Bilang dapat anggaran Rp 183 juta, paling cuma bisa buat lantai saja," ucap Dwi Suharto di Madin Desa Wonosegoro, Rabu 31 Mei 2023.
"Kalau tahun ini hanya mendapatkan anggaran sejumlah itu, bisa dipastikan sekolahan belum bisa digunakan. Jadi harus menunggu penganggaran tahun depan lagi," katanya.
Dwi Suharto pun berharap pengerjaan sekolah bisa segera diselesaikan. Agar para siswa tidak duduk lesehan di lantai tanpa alas lagi.
Baca Juga: Diduga Sakit, Tukang Becak di Kaliwungu Kendal Ditemukan Meninggal di Pinggir Jalan
Selain itu, perlu penganggaran lagi untuk mabel diruang-ruang kelas.
"Saat ini, kondisi lantai dan plafon seluruh ruangan belum ada. Ruangan terasa lembab dan dipenuhi kotoran kelelawar. Cat di dinding ruangan juga terkelupas,"ungkapnya.
Berdasarkan pantauan Ayobatang.com, kondisi SDN Wonosegoro 2 kini seperti berada di rumah hantu. Bahkan ada satu kelas yang tidak terselamatkan. Yaitu di ruang kelas 6. Lantai keramik yang belum dilepas sudah ditumbuhi pohon, sedangkan atap yang dibongkar belum dipasang lagi.
Sejak SDN Wonosegoro 2 di rehabilitasi sudah meluluskan dua angkatan siswa. Ada sekitar 22 siswa yang sudah lulus di pengungsian.