AYOSEMARANG.COM -- Di tahun 1981, ada sekitar 41.369 warga Jawa Tengah terpaksa transmigrasi ke Sumatera lantaran Pemprov Jawa Tengah mengadakan proyek besar di luar nalar.
Jika dirincikan, ada total sekitar 13.000 KK yang berada di 45 desa di 6 kecamatan di salah satu Kabupaten di Jawa Tengah harus transmigrasi lantaran terdampak pembangunan proyek di luar nalar tersebut.
Padahal, mereka sendiri sebenarnya sudah menetap di lokasi pembangunan proyek tersebut kurun waktu puluhan tahun.
Sedangkan beberapa makam yang lokasinya juga menjadi titik pembangunan mega proyek tersebut sengaja dibiarkan tanpa dipindahkan.
Selain itu, beberapa hutan dan juga lahan dengan luas sekitar 88.000 hektare juga harus dibebaskan lantaran menjadi titik pembangunan proyek tersebut.
Melansir dari dari pu.go.id, puluhan warga Jawa Tengah tersebut harus transmigrasi ke Sumatera lantaran lokasi rumah mereka menjadi tempat pembangunan mega proyek Waduk Gajah Mungkur.
Diketahui, pembangunan Waduk Gajah Mungkur tersebut termasuk dalam proyek Proyek Bengawan Solo (PBS) yang dimulai pada tahun 1976.
Menurut sejarahnya, pembangunan Waduk Gajah Mungkur ini didalangi oleh Ir. R.M. Sarsito Mangunkusumo yang saat itu menjadi Kepala Pekerjaan Umum Mangkunegaran di Surakarta (Solo).
Sedangkan penyebab dari pembangunan Waduk Gajah Mungkur lantaran pada pertengahan dekade 1970-an, banjir yang sering terjadi di sekitar Sungai Bengawan Solo menjadi masalah serius yang harus diselesaikan oleh Pemprov Jawa Tengah.
Bahkan dalam beberapa kali kejadian banjir, seluas 93.600 hektar lahan warga terendam akibat bencana tersebut.
Sebab itu pemprov Jawa Tengah akhirnya bekerja sama dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) untuk melakukan studi kelayakan terkait pembangunan waduk ini.