Jawab Tantangan SDM di Era AI, IIEF Luncurkan Buku “Generasi Emas 2045: Apa yang Membuat Kita Berbeda?”

photo author
- Rabu, 10 Desember 2025 | 17:28 WIB
   (Kanan ke kiri) Direktur IIEF, Diana Kartika, Dr. Bahrul Fuad, M.A., Komisioner Komnas Perempuan, Aji Putera Tanumihardja, Perwakilan Gen Z serta kontributor Buku "Generasi Emas 2045: Apa yang Membuat Kita Berbeda?" pada peluncuran buku. (dok.)
(Kanan ke kiri) Direktur IIEF, Diana Kartika, Dr. Bahrul Fuad, M.A., Komisioner Komnas Perempuan, Aji Putera Tanumihardja, Perwakilan Gen Z serta kontributor Buku "Generasi Emas 2045: Apa yang Membuat Kita Berbeda?" pada peluncuran buku. (dok.)

JAKARTA, AYOSEMARANG.COM— Indonesian International Education Foundation (IIEF) meluncurkan buku Generasi Emas 2045: Apa yang Membuat Kita Berbeda?, sebuah karya yang menjahit gagasan lintas generasi dan lintas bidang keahlian untuk merumuskan arah baru pembangunan manusia Indonesia. Buku ini lahir dari rangkaian Seminar dan Lokakarya (Semiloka) IIEF 2023, yang mempertemukan generasi X, Y, dan Z serta melibatkan para akademisi, pelaku industri, penggiat pendidikan, dan pemimpin muda dalam dialog yang mendalam mengenai masa depan bangsa di tengah perubahan global yang kian cepat.

Buku ini memotret bahwa di balik laju digitalisasi, otomasi, dan perkembangan kecerdasan buatan, manusia tetap menjadi penentu arah kemajuan. Indonesia memiliki modal sosial dan kultural yang tidak dimiliki banyak negara, yaitu: kemampuan adaptasi yang kuat, daya lenting menghadapi perubahan, semangat gotong royong, serta etos kerja gigih yang tidak dapat digantikan oleh teknologi. Namun modal ini perlu diperkuat dengan pembaruan besar dalam pendidikan, peningkatan kapasitas SDM, dan penyiapan karakter bangsa integritas: kegigihan, kepemimpinan, dan kemampuan berpikir kritis, agar bonus demografi benar-benar menjadi bonus produktivitas.

Buku ini pun turut menyoroti urgensi harmonisasi antara dunia pendidikan dan dunia profesional. Salah satu rekomendasi strategis yang diusung adalah: reformasi program magang nasional, termasuk standar kompetensi mentor, kurikulum magang, dan mekanisme evaluasi yang terukur, sehingga mahasiswa tidak hanya belajar teori, melainkan mengalami langsung realitas kerja yang akan mereka hadapi.

Baca Juga: Ancaman Insomnia di Kalangan Gen Z, Ini 3 Kiat dan Perlengkapan Tidur Terbaik untuk Mengatasinya

Buku ini disusun oleh lebih dari 25 kontributor dari berbagai disiplin ilmu yang meliputi pendidikan, bisnis, perencanaan tata ruang, kebijakan publik, psikologi hingga teknologi. Setiap bagian menyuguhkan pandangan holistik tentang apa yang diperlukan Indonesia untuk melompat jauh ke depan: transformasi pendidikan berbasis pengalaman nyata, pembangunan karakter sejak dini, peningkatan kualitas kepemimpinan, kolaborasi multisektor, serta penciptaan ekosistem talenta yang adaptif dan kompetitif.

“Alhamdulillah, dengan kerja yang konsisten karya ini akhirnya terwujud, menghadirkan anyaman optimisme tentang Indonesia di tengah hiruk pikuk distorsi informasi serta keraguan banyak pihak terhadap arah masa depan bangsa. Hadirnya buku ini diharapkan menjadi jendela baru bagi para pembaca, membuka sudut pandang yang lebih jernih sudut yang ditaburi keyakinan bahwa masa depan Indonesia dapat ditapaki dengan harapan dan optimisme”. Ungkap Dr. Bahrul Fuad, M.A., Komisioner Komnas Perempuan sekaligus salah satu kontributor dalam buku ini.

Selain memetakan tantangan, buku ini juga menampilkan sejumlah keunggulan khas bangsa Indonesia yang dianggap menjadi pembeda, mulai dari kemampuan beradaptasi karena keberagaman budaya, kecakapan berkolaborasi berkat tradisi gotong royong, hingga sensitivitas sosial yang kuat. Keunggulan inilah yang diyakini dapat menjadi fondasi menuju Indonesia Emas 2045 jika dibangun secara konsisten dan inklusif.

Baca Juga: BI Jateng Terus Redam Pemicu Inflasi, Gencarkan Operasi Pasar Cabai di Solo dan Semarang

Direktur IIEF, Diana Kartika mengungkapkan bahwa buku ini menjadi bentuk partisipasi IIEF sebagai institusi yang selama ini fokus pada peningkatan kapasitas masyarakat serta perluasan akses pendidikan yang setara bagi warga Indonesia. “Kami berharap, berbagai pemikiran yang dituangkan dapat menjadi rujukan bagi pemerintah, institusi pendidikan, sektor industri maupun masyarakat dalam merumuskan strategi pembangunan manusia yang adaptif dan berkelanjutan”. Ia pun meyakini bahwa sinergi lintas sektor dan generasi menjadi landasan krusial bagi terwujudnya Indonesia yang inklusif dan kompetitif.***

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: arri widiarto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Kemenimipas Teken MoU dengan Delapan Lembaga Negara

Rabu, 19 November 2025 | 21:03 WIB
X