Pasalnya kawasan kampung unik di Banyumas ini berdekatan dengan sebuah hutan, sehingga dipastikan bahwa munculnya kera-kera liar tersebut berasal dari hutan.
Dan mulai berdatangan ke kawasan kampung unik di Banyumas, Jawa Tengah ini karena merasa kelaparan.
Baca Juga: Bansos BLT El Nino November Desember 2023 Sudah Cair Belum? Per KPM Dapat 400 Ribu Sekaligus
Adanya hal tersebut tentu beberapa warga sering memberikan makanan kepada kawanan kera liar ketika berkeliaran di Desa Cikakak.
Bahkan berdasarkan informasi, satu minggu sekali kawanan kera liar di Desa Cikakak ini sering diberi makanan oleh para wisata.
Namun, tetap saja kehadiran ratusan kawanan kera liar di Desa Cikakak ini cukup mengganggu aktivitas warga di kawasan kampung unik.
Baca Juga: Watchdoc Akhirnya Terima Penghargaan Ramon Magsaysay Usai Tertunda Akibat Pandemi
Di mana jika kawanan kera liar sedang kelaparan, mereka sering mencuri makanan warga bahkan loncat-loncat di atas atap rumah warga Desa Cikakak.
Walaupun begitu, para warga Desa Cikakak sudah terbiasa dengan keberadaan kawanan kera liar tersebut meskipun sedikit terganggu.
Selain itu keunikan yang ada pada kampung unik di Banyumas, Jawa Tengah ini yakni terdapat sebuah bangunan masjid tertua di Indonesia yang berada di kawasan Desa Cikakak.
Masjid tertua di Indonesia yang terletak pada Desa Cikakak, Banyumas ini yakni bernama masjid Jami Baitussalam atau yang dikenal dengan masjid Saka Tunggal.
Berdasarkan informasi masjid Saka Tunggal merupakan salah satu bukti peninggalan sejarah masuknya islam di Banyumas, Jawa Tengah.
Bahkan terlepas dari mitos atau cerita masyarakat lokal, kawanan kera liar yang berkeliaran di kawasan Desa Cikakak ini konon katanya merupakan jelmaan para santri.
Yang di mana para santri tersebut menjelma menjadi kawanan kera-kera liar di Desa Cikakak, Banyumas.
Sehingga jika kawanan kera liar datang ke kawasan Desa Cikakak, mereka sering berkeliaran atau berkumpul di kawasan masjid Saka Tunggal.
Adapun hal tersebut merupakan informasi berdasarkan cerita yang dipercayai oleh masyarakat lokal di kampung unik Jawa Tengah.