BATANG, AYOSEMARANG.COM-Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Batang telah mengungkapkan angka yang mengkhawatirkan, sekitar 4.94% penduduk usia 10 tahun ke atas di wilayah tersebut tidak mampu membaca dan menulis.
Data ini telah menarik perhatian banyak pihak, termasuk Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (Disperpuska) Kabupaten Batang, Suprapto.
Ia menyatakan keprihatinannya atas angka tersebut, dan menekankan pentingnya tindakan preventif untuk mencegah penyebaran buta aksara. Salah satu langkah konkrit yang akan diambil adalah kolaborasi antara Disperpuska dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Batang.
"Ini adalah statistik yang membuka mata kita semua. Data ini harus ditindaklanjuti di tingkat yang lebih terperinci, mulai dari kecamatan hingga desa-desa. Kolaborasi dengan Disdikbud, serta Dispermades, akan memungkinkan upaya-upaya pencegahan yang lebih efektif," ungkap Suprapto.
Dalam kerja sama tersebut, Suprapto menjelaskan peran Disperpuska akan menyediakan sumber daya bacaan yang mendukung program pelatihan yang diselenggarakan oleh Disdikbud.
"Bagi mereka yang mengalami kesulitan membaca dan menulis, pelatihan khusus akan diberikan berkolaborasi dengan Disdikbud. Kami di Disperpuska akan menyediakan berbagai bahan bacaan yang sesuai dengan kebutuhan program tersebut. Kolaborasi ini akan memastikan upaya yang terintegrasi dan efektif," tambahnya.
Kondisi buta aksara yang tinggi di Kabupaten Batang menjadi perhatian serius bagi para pemangku kepentingan. Namun, dengan kerja sama antara berbagai lembaga terkait.
"Upaya-upaya pencegahan dan intervensi dapat dikoordinasikan dengan lebih baik untuk menciptakan perubahan yang signifikan dalam mengatasi masalah ini. Dengan memahami tantangan yang ada dan berkomitmen untuk bekerja sama, diharapkan bahwa perubahan positif dan solusi konkret dapat segera diimplementasikan untuk mengatasi masalah buta aksara di Kabupaten Batang,"pungkas Suprapto.