KENDAL,AYOSEMARANG.COM - - Pedagang yang menempati shelter Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berada di kawasan Ruang Terbuka Hijau (RTH) mengeluhkan sistem drainase yang tidak baik.
Selain itu, munculnya lapak pedagang liar disekitar RTH dinilai menganggu aktivitas pedagang yang menempati shelter yang sudah ada.
“Kami pedagang meminta dinas terkait membenahi drainase, karena kalau hujan airnya seperti kolam. Tidak hanya itu, lapak-lapak baru yang bermunculan di sekitar RTH bisa ditertibkan supaya tidak mengganggu aktivitas perdagangan didalam RTH,” terang Rukimin salah satu pedagang.
Para pedagang ini meminta dari dinas pengelola RTH supaya merealisasikan apa yang pedagang inginkan. Sehingga keberadaan RTH Boja bisa lebih maksimal dan tertata dengan baik.
Dalam rapat kordinasi Forkompincam Boja dengan pedagang di RTH Boja, pedagang untuk berjualan yang tidak melanggar hukum. Tidak hanya itu, pedagang juga membantu pengelola menjaga Kamtibmas dan kondusif ketertiban agar pengunjung merasakan nyaman dan aman.
Baca Juga: Shalter di RTH Boja Sempit, Pedagang Ngeluh Kesulitan Jajakan Dagangannya
Sementara itu Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Aris Irwanto akan memenuhi keluhan pedagang khususnya terkait drainase yang kurang baik.
“Apa yang bapak ibu pedagang sampaikan akan kami upayakan untuk memenuhi, karena betul jika turun hujan aliran drainase tidak mengalir, sehinggga pengunjung pun tidak nyaman,” tutur Aris.
Sedangkan Tri Purnomo, Anggota DPRD Kendal dari Komisi C yang membidangi lingkungan hidup dan perhubungan menyampaikan kepada semua pedagang dan pengelola untuk bisa menjaga kondusifitas, kebersihan, kelestarian dan kenyamanan. Hal ini supaya RTH Boja ini bisa menjadi tempat wisata yang nyaman disenangi para pengunjung di wilayah Siboli.
“Semoga dengan adanya RTH di Boja ini bisa menjadi destinasi wisata murah bermanfaat untuk semua warga Boja dan sekitarnya. Warga yang datang ke RTH bisa menikmati kuliner dan jajanan di shelter yang ada tidak perlu keluar RTH,” terangnya.